Suara.com - Siswi SMP Dikeroyok, Psikolog Bahas Risiko Trauma Jangka Panjang
Kasus pengeroyokan siswi SMP asal Pontianak oleh 12 siswa SMA menghebohkan media sosial.
Korban dikeroyok hingga kemaluannya ditusuk dengan maksud membuatnya tidak perawan lagi. Alat vital korban pun mengalami pembengkakan, dan ia kini masih dirawat di rumah sakit.
Dihubungi oleh Himedik, pakar psikologi forensik klinis, Kasandra Putranto, mengatakan ada risiko trauma jangka panjang yang dialami oleh korban.
Baca Juga: Viral! Ibu Marahi Anaknya yang Masih SD di Depan Umum, Ini Kata Psikolog
Baca Juga: Bantu Penderita Kejang di Kereta, Kisah Menginspirasi Ini Jadi Viral
Baca Juga: Polisi Selidiki Pesta Seungri yang Dihadiri Raline Shah di Filipina
Baca Juga: Fahmi Bo Jualan Gorengan, Berjuang Demi Membantu Ekonomi Keluarga
Menurutnya, kasus seperti ini tentu menimbulkan trauma jangka panjang bagi korban karena melibatkan banyak orang. Kasandra juga mengatakan bahwa pendampingan diperlukan namun harus ada asesmen terlebih dahulu untuk mengetahui kondisi korban.
Diketahui para pelaku juga sempat melakukan snapgram saat di kantor polisi. Ketika ditanya mengenai hal ini, Kasandra mengatakan, bisa jadi mereka tidak merasa bersalah atas tindakan yang mereka lakukan.
Baca Juga: Benarkah Dengar Lagu Senang atau Sedih Bisa Pengaruhi Psikologis?
"Tapi harus ada pemeriksaan," katanya kepada HiMedik.com.
Sementara itu, dari informasi yang didapat HiMedik, Retno Listyarti, Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, juga mengatakan beberapa poin terkait kasus ini.
KPAI/KPPAD Pontianak akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Pontianak untuk pemenuhan hak rehabiltasi kesehatan korban, termasuk pengawasan ke pihak RS yang merawat korban.
Tidak hanya itu, layanan psikologis juga akan diberikan kepada korban dan para pelaku.
KPAI menegaskan bahwa sebaiknya media tidak memberitakan identitas anak pelaku maupun korban kekerasan karena hal ini sesuai dengan ketentuan dalam pasal 19 ayat (1) dan ayat (2) UU No 11/2012 ttg SPPA.