Suara.com - Salmafina Sunan baru-baru ini kembali membuat publik heboh, karena ingin punya anak lewat metode donor sperma dan tanpa menikah. Keinginannya itu ia ungkapkan melalui akun instagram-nya yang diunggah ulang oleh sejumlah akun gosip.
Salmafina Sunan mengaku sudah melakukan riset mengenai baik dan buruknya melakukan donor sperma.
Putri Sunan Kalijaga itu terlihat sudah paham betul cara mendapatkan donor sperma dan sejumlah faktor risikonya. Meskipun Salmafina Sunan belum menyebutkan rencananya menerima donor sperma sungguh akan dijalankan atau tidak.
"I mean bisa have kids tanpa suami, cari sperm donor aja. Ada European sperm bank, udah research juga aku +- nya apa," kata Salmafina dikutip dari Matamata.com yang melansir dari akun @mimi.julita pada Minggu (7/4/2019).
Pilihan Salmafina Sunan mendapatkan anak dari cara donor sperma pun bukan tanpa alasam. Mantan istri Taqy Malik ini mengaku tak ingin menikah dan ingin memiliki hubungan yang dekat dengan anaknya.
"I wish i dont have to get married. Aku mau long term relationship aja and have kids," ujarnya.
Namun, Salmafina Sunan juga tak menghindari pernikahan sepenuhnya. Ia mengaku sudah mempersiapkan beberapa hal seperti surat perjanjian tidak akan bercerai jika nantinya menikah lagi. Salmafina Sunan juga memilih menjalani pernikahan yang sangat terbuka, tanpa ada perceraian, sekalipun salah satu memiliki seseorang yang lain.
"Kalau terpaksa banget nikah aku akan bikin surat perjanjian di awal kita nggak akan bisa cerai. Kalau suatu saat sudah saling bosan keluar dari rumah cari perempuan lain, akupun begitu. Tapi, kita besarin anak sama-sama. Co-parenting. Karena males cerai lebih baik begitu aja, open marriage because i easily get bored ehehehe," jelas Salmafina Sunan.

Meski begitu, keinginan Salmafina Sunan memiliki seorang anak dari metode donor sperma menjadi sorotan publik. Selain itu bukan suatu hal yang umum, melakukan donor sperma tentu memberikan sejumlah risiko kesehatan, terutama bagi calon bayi yang dikandung.
Baca Juga: Seksi Abis, 7 Potret Salmafina Sunan saat Olahraga TRX
Lantas, apa saja risikonya bila ingin memiliki anak dari donor sperma? Temukan jawabannya di halaman selanjutnya.
Anda yang mungkin juga tertarik ingin memiliki anak dari donor sperma seperti yang diinginkan Salmafina Sunan, wajib tahu apa saja risiko yang bisa terjadi.
Berikut HiMedik ulas lima kekurangan dari donor sperma yang patut dipertimbangkan, dilansir dari babycenter.com.
1. Mahal dan memakan waktu
Donor sperma disebut juga injeksi sperma intracytoplasmic (ICSI) yang dianggap sebagai terobosan baru untuk mengatasi infertilitas pria dan pembuahan sel telur yang sulit. Pemupukan telur untuk program IVF ini membutuhkan waktu kerja laboratorium dan obat-obatan yang mahal serta cukup lama.
Ini dikarenakan seseorang harus memantau dan menunggu respons tubuh pasangan terhadap obat-obatan kesuburan yang tak cukup dalam waktu sebentar. Apalagi pasangan juga harus berulang kali pergi ke dokter untuk melakukan tes darah dan ultrasound.
2. Bayi berisiko tertular gangguan genetik
Bayi yang dikandung dari hasil donor sperma juga berisiko tertular gangguan genetik dari pemilik sperma. Apalagi jika pendonor sperma memiliki masalah kesuburan, jumlah sperma yang rendah dan kurangnya vas deferens.
Jika benar begitu, anak yang dikandung juga bisa memiliki masalah kesuburan seperti pemilik sperma dan itulah yang disebut ganguan genetik menular.
3. Berisiko komplikasi pada bayi
Secara umum, bayi yang dikandung dari hasil donor sperma tak jauh beda dengan anak-anak lainnya. Tetapi, sejumlah penelitian menunjukkan bayi hasil donor sperma lebih berpotensi mengalami cacat lahir seperti sindrom angelman dan hipospadia.
Tetapi, penelitian ini masih perlu ditindaklanjuti, karena belum ada data yang otentik menegaskan bahwa bayi hasil donor sperma berpotensi besar cacat lahir.
4. Berpotensi hamil anak kembar
Metode donor sperma ini juga meningkatkan potensi seseorang bisa mengandung anak kembar. Ini dikarenakan ada lebih dari satu embrio di dalam rahim selama melakukan proses donor sperma.
Berdasarkan penelitian, seseorang yang menjalani donor sperma berpotensi 20% hamil anak kembar daripada seseorang yang hamil dengan cara berhubungan seksual alami.
5. Risiko perawatan kesuburan
Wanita yang hamil dengan cara donor sperma juga berisiko 20% mengalami sindrom hiperstimulasi ovarium (OHSS) ringan, yakni berat badan naik dan merasakan kembung, karena respons dari obat kesuburan.
Risiko ini meningkat setiap kali seseorang melakukan teknologi reproduksi berbantu (TRB) yakni teknologi yang digunakan untuk mendapatkan kehamilan dengan menggunakan prosedur seperti pengobatan fertilitas, fertilisasi in vitro, dan surogasi.
Itulah lima risiko yang bisa terjadi bila memiliki anak dari donor sperma, seperti yang diinginkan Salmafina Sunan. (HiMedik.com/Shevinna Putti Anggraeni)