Studi Sebut Tak Ada Efek Baik dari Minum Minuman Beralkohol

Senin, 08 April 2019 | 10:49 WIB
Studi Sebut Tak Ada Efek Baik dari Minum Minuman Beralkohol
ilustrasi minum minuman beralkohol [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Studi Sebut Tak Ada Efek Baik dari Alkohol

Tim gabungan peneliti dari Inggris dan China melakukan penelitian panjang terhadap sekitar 500 ribu warga China selama 10 tahun penuh.

Mengutip BBC, penelitian yang dimuat oleh The Lancet ini diklaim relevan bagi seluruh populasi di dunia dan menjadi bukti terbaik terhadap efektifitas pengonsumsian alkohol.

Para peneliti yang berasal dari University of Oxford, Peking University dan Chinese Academy of Medical Sciences menemukan bahwa mengonsumsi satu atau dua minuman berakohol setiap hari dapat meningkatkan risiko terkena stroke sebanyak 10-15 persen.

Baca Juga: Minum Sebotol Minuman Beralkohol per Minggu Bisa Tingkatkan Risiko Kanker

Sementara meminum empat minuman beralkohol setiap hari dapat meningkatkan risiko terkena stroke hingga 35 persen.

Untuk alasan penelitian ini, satu minuman beralkohol berarti segelas kecil anggur atau wine, sebotol bir, dan segelas minuman alkohol lainnya.

Pun menurut Prof David Spiegelhalter dari University of Cambridge. Kata David, jumlah total peningkatan risiko dari setiap setengah botol wine per hari adalah 38 persen.

"Ini seperti efek berlawanan dari penggunaan statin", kata David mengacu pada obat yang diresepkan oleh dokter untuk membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah dan mencegah serangan jantung serta stroke.

Hasil penelitian gabungan tersebut juga menunjukkan tidak ada bukti bahwa minum alkohol secara moderat dapat memberikan efek baik, dalam kata lain mengurangi risiko stroke.

Baca Juga: Cukai Minuman Beralkohol Naik, Mendag Tanggapi Santai

"Klaim bahwa wine dan bir memiliki efek perlindungan magis itu tidak benar," kata penulis studi Prof Richard Peto, seorang profesor statistik medis dan epidemiologi di University of Oxford.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI