KPAI : Konten Pornografi Sudah Masuk Ke Game Online yang Dimainkan Anak

Rabu, 03 April 2019 | 08:58 WIB
KPAI : Konten Pornografi Sudah Masuk Ke Game Online yang Dimainkan Anak
Ilustrasi game online terpapar konten pornografi. (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Game online memang membuat anak jadi kecanduan. Selain bahaya kerusakan mata akibat terus-menerus menatap layar gadget, ada bahaya lain yang perlu diwaspadai orangtua. Salah satunya adalah konten pornografi. Disebutkan oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia atau KPAI menuduh konten pornografi memiliki kaitan atau relevansi terhadap perilaku kejahatan seksual pada anak. Dan, diduga konten pornografi sudah masuk ke game online yang dimainkan anak.

Hal tersebut diungkapkan oleh Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Putu Elvina, di Gedung KPAI, Jakarta, Selasa, (2/4/2019).

"Sekitar 30 persen anak yang menjadi pelaku kejahatan seksual itu bermuara dari konten-konten yang bernuansa pornografi," kata Putu di hadapan para wartawan. Putu bersama komisioner KPAI yang lain juga mengatakan bahwa konten pornografi sudah sangat menyebar, dan bahkan masuk pada game-game online yang dimainkan anak.

Baca Juga: Wifi Starbucks Kini Tak Bisa Akses Konten Pornografi

Oleh karena itulah, KPAI mendukung adanya seleksi permainan game online sebelum bisa masuk dan diakses anak di Indonesia.

Jangan sampai, kata Putu, game online yang dimainkan anak Indonesia mengandung konten negatif seperti pornografi, kekerasan perjudian, dan perilaku menyimpang lainnya.

Sementara itu, ketua KPAI Susanto belum bisa memastikan berapa jumlah game online berkonten negatif yang dapat diakses bebas oleh anak Indonesia. Meski demikian, ia memastikan bahwa secara kuantitas, jumlahnya cukup banyak.

"Kominfo punya alat mendeteksi dan juga melihat lebih jauh berapa tepatnya jumlah konten negatif dalam game online," kata Susanto dalam acara yang sama.

Karenanya, KPAI mengeluarkan empat pernyataan tegas terkait maraknya game online berkonten negatif. Salah satu pernyataan tersebut adalah perlunya penguatan regulasi terkait filter game online berkonten negatif dari luar negeri.

Baca Juga: Lewat Game Online, Peretas Black Hat Bisa Rekrut Anak-anak

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI