Pro-Kontra Efektivitas Rokok Elektrik
Klaim efektivitas rokok elektrik untuk membantu berhenti merokok lebih banyak berasal dari penelitian di luar negeri.
Pada tahun 2015, Public Health England, organisasi dibawah Kementerian Kesehatan Inggris menyimpulkan bahwa rokok elektrik lebih rendah risiko kesehatannya hingga 95 persen dibandingkan rokok konvensional.
Pada awal tahun 2019, studi yang dipublikasikan di New England Journal of Medicine juga menemukan bahwa rokok elektrik dua kali lebih efektif dibandingkan NRT dalam membantu perokok berhenti dari kebiasaan merokok.
Baca Juga: Hii, Efek Samping Rokok Elektrik Bikin Luka Susah Sembuh
Dalam riset yang berbeda pada bulan lalu, peer-reviewed study yang dilakukan oleh Centre of Substance Use Research (CSUR) dan dipublikasikan di Journal of Pulmonary and Respiratory Medicine, juga melaporkan bahwa total konsumsi rokok di antara perokok peserta studi tersebut berkurang sekitar 73%, dalam periode 3 bulan sejak mereka menggunakan ENDS.
Berbagai temuan ini semakin memperkuat klaim bahwa rokok elektrik dapat menjadi salah satu cara untuk membantu perokok berhenti dari kebiasaannya.
Di sisi lain, hasil review sistematik terhadap rokok elektrik menunjukkan bahwa: pertama, rokok elektrik berisi ekstrak tembakau, dan beberapa masih mengandung nikotin. Kedua, rokok elektrik banyak diproduksi oleh industri tembakau. Ketiga, rokok elektrik tetap memberikan pajanan kimiawi. Keempat, asap rokok elektrik juga tetap memberikan pajanan kimiawi, yang berdampak bagi tubuh perokok maupun orang-orang di lingkungan sekitar. Kelima, beberapa perokok menggunakan rokok elektrik sebagai jembatan untuk berhenti, akan tetapi rekomendasi para dokter di barat dan hasil kajian rokok elektrik sebaiknya tidak digunakan dalam usaha berhenti merokok.
Mengapa? Efek samping penggunaan rokok elektrik belum jelas, pemeritah belum memiliki kontrol/regulasi yang jelas, serta kajiannya pun belum efektif. Berbagai riset mengenai rokok elektrik memang telah dilakukan di Inggris, namun masih memerlukan kajian review jangka panjang.
Usaha untuk berhenti merokok memang bisa dilakukan melalui berbagai cara. Mulai dari berhenti secara langsung, menjalani terapi, maupun menggunakan terapi pengganti nikotin (Nicotine Replacement Therapy/NRT). NRT sebagai salah satu bentuk terapi ini seringkali disalahartikan sebagai upaya permisif untuk mengkonsumsi rokok jenis baru semacam rokok elektrik, rokok elektrik dan lain sebagainya, padahal bukan.
Baca Juga: Awas! Rokok Elektrik Rasa Vanila Jauh Lebih Berbahaya
Penggunaan NRT masih dibawah kendali medis dengan dosis yang telah diatur sedemikian rupa. Upaya ini pun tidak berdiri sendiri, karena berdampingan dengan intervensi atau terapi perilaku untuk perokok.