Suara.com - Apakah belakangan Anda cukup sering mengalami kebelet pipis di malam hari? Jika ya, maka waspadai kondisi hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Peneliti Jepang melihat fenomena ini sebagai kondisi yang dikenal sebagai nokturia, atau kebutuhan untuk bangun kencing setidaknya sekali dalam semalam yang mengarah pada gejala hipertensi.
Untuk mengarah pada temuan ini, para ilmuwan mendaftarkan 3.730 orang dari Watari, sebuah kota di Miyagi, Jepang. Para peneliti mendokumentasikan hasil pengukuran tekanan darah responden. Mereka juga ditanyai seberapa sering bangun di malam hari untuk buang air kecil.
Peneliti menemukan bahwa mereka yang melaporkan nokturia atau sering kebelet pipis di malam hari berisiko 40 persen lebih tinggi mengalami hipertensi.
Baca Juga: Waspada! Berikut 6 Makanan yang Harus Dihindari Penderita Hipertensi
"Kami berharap penelitian ini akan berkontribusi terhadap pemahaman kita tentang gejala lainnya dari tekanan darah tinggi, yang dapat menunda perkembangan penyakit jantung jika segera diobati," ujar Dr. Satoshi Konno, dari Divisi Hipertensi di Rumah Sakit Tohoku Rosai, Jepang.
Satoshi juga menjelaskan perbedaan antara nokturia dan pembesaran prostat yang sama-sama memicu buang air kecil di malam hari. Pada lelaki, menurutnya ada kemungkinan lain yakni pembesaran prostat yang dapat menyebabkan mereka buang air kecil di malam hari.
"Nokturia mungkin merupakan tanda awal tekanan darah tinggi dan Anda harus memeriksa tekanan darah Anda jika belum pernah memeriksanya sebelumnya," ujar dia.
Sebuah studi terpisah pada orang-orang di Jepang yang diterbitkan pada 2017 di International Journal of Urology juga menemukan asupan garam yang berlebihan meningkatkan risiko nokturia atau buang air kecil di malam hari.
Orang Jepang sendiri mengonsumsi rata-rata 10 gram garam per hari, dibandingkan dengan rata-rata global 4 gram per hari karena diet mereka umumnya tinggi dalam makanan yang mengandung kecap.
Baca Juga: Turunkan Hipertensi Tanpa Obat dengan 6 Cara Ini
Satoshi juga mengakui penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Ia mengatakan karena penelitian ini termasuk jenis cross-sectional, maka hal ini tidak membuktikan bahwa orang yang nokturia sudah pasti memiliki tekanan darah tinggi.