"Perbandingan cenderung mengikis rasa percaya diri dan harga diri seorang anak karena dia tidak mendapatkan pesan bahwa dia mampu dan pintar," ungkap penulis dan pembicara Maureen Healy.
Ketika kamu menempatkan dua anak di samping satu sama lain dan menyoroti kekuatan satu anak terhadap kelemahan anak lainnya, anak itu pada akhirnya merasa diremehkan dan terluka.
3. Harapan yang tidak realistis
Anak juga memiliki tujuan. Namun, jika orang tua memaksakan harapan yang tidak realistis pada anak, ia mungkin akan berjuang untuk memenuhi harapan tersebut.
Baca Juga: Tak Sekadar Estetika, Piercing Ternyata Bermanfaat bagi Kesehatan
Ketika kegagalan terjadi, anak kemudian merasa tidak percaya diri karena tidak dapat membuat kemajuan yang diinginkan.
4. Kritik terus-menerus
Konsep diri yang positif memiliki ikatan langsung dengan kepercayaan diri.
Jika orang tua membesarkan anak dengan kritik yang terus-menerus, anak mungkin menerima pesan negatif tentang dirinya sendiri, menurut Pusat Konseling Universitas Illinois.
Hasil dari kritik yang berlebihan adalah anak tidak berpikir dia mampu, kuat, atau cukup pintar mengatasi tantangan dan mencapai tujuan.
Baca Juga: Manfaat Ruang Terbuka Hijau bagi Kesehatan Mental, Orang Kota Harus Tahu