Teror Anti Vaksin Jadi Ancaman Nyata, Kenali Bahaya Anak Tidak Divaksin

Kamis, 28 Maret 2019 | 13:06 WIB
Teror Anti Vaksin Jadi Ancaman Nyata, Kenali Bahaya Anak Tidak Divaksin
Ilustrasi seorang anak sedang diberi vaksin. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Teror Anti Vaksin Jadi Ancaman Nyata, Kenali Bahaya Anak Tidak Divaksin.

Pada hari Selasa lalu, lembaga kesehatan di New York mengumumkan bahwa mereka melarang anak-anak yang tidak divaksinasi berada di semua ruang publik setelah wabah campak terbesar di wilayah ini dalam beberapa dekade.

Mengutip Independent, menurut Centres for Disease Control and Prevention (CDC), lebih dari 180 kasus campak baru-baru ini dikonfirmasi di New York City.

Hal ini menjadi salah satu alasan utama mengapa vaksinasi seharusnya wajib dilakukan untuk anak-anak, karena bahayanya yang tak terjangkau.

Baca Juga: Studi Pastikan Vaksin Campak Rubella Tidak Picu Autisme, Ini Alasannya

Tujuan dari vaksin adalah untuk membantu tubuh memproduksi antibodi yang dapat melawan penyakit. Ketika seseorang bersentuhan dengan suatu penyakit, jika mereka telah divaksinasi terhadapnya, sistem kekebalan tubuh dapat mengenalinya dan menghasilkan antibodi yang dibutuhkan untuk menghilangkan penyakit dengan cepat.

Beberapa vaksin bahkan lebih efektif daripada yang lain. Sebagai contoh, vaksin MMR, yang melindungi campak, gondong dan rubela, memberi pasien perlindungan 90 persen terhadap penyakit setelah satu dosis vaksin dimasukkan ke dalam tubuh.

Sementara, yang lainnya, seperti vaksin tifoid, yang bisa ditularkan ketika bepergian ke negara-negara dengan risiko tifoid dan hepatitis A yang tinggi, memberikan sekitar 70 persen perlindungan selama sekitar tiga tahun.

Lantas, apa yang terjadi jika seorang anak tidak divaksinasi?

"Tentu mereka berada dalam bahaya, karena mereka berisiko lebih tinggi didiagnosis dengan penyakit berbahaya. Karena tubuh mereka mungkin tidak dapat menghasilkan antibodi yang diperlukan untuk melawan penyakit ini," terang Vaxopedia, media online yang dibuat oleh dokter anak Dr Vincent Iannelli.

Baca Juga: Tak Percaya Vaksin, Dokter Ini Mengaku Bisa Palsukan Dokumen Vaksinasi

Namun, bukan hanya kesehatan mereka sendiri yang menjadi perhatian, tetapi juga kesejahteraan orang lain. Jika anak yang tidak divaksinasi terserang penyakit, mereka bisa berisiko menularkannya ke orang lain.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI