"Miris ternyata tampak baik diluar belum menjamin baik pula hati nya,jangan salahkan hijabnya tapi salahkan ahlak nya. cpt tobat ibuuu,biar hijab dan sikap nya bisa setarah,"
Jika anak yang sering dimarahi dibiarkan, maka si anak akan mengalami kesulitan dalam berpikir dan bersosialisasi di usia sekolah.
Disampaikan Dra. A. Kasandra Putranto selaku Psikolog Klinis, kekerasan baik itu hanya secara verbal mampu mengganggu proses mielinisasi.
"Menghukum anak dengan dimarahi, mengeluarkan kata-kata makian atau kekerasan verbal lainnya, tidak hanya membuat psikologis anak terganggu, namun juga memengaruhi kecerdasannya lho.," tuksnya saat ditemui Suara.com beberapa waktu lalu.
Mielinisasi sendiri merupakan proses pelapisan lemak pada ujung saraf dimana hal ini memengaruhi penyampaian pesan dari saraf ke otak. Proses ini dimulai sejak bayi berada dalam kandungan hingga usia dua tahun.
Baca Juga: Justin Bieber Ingin jadi Ayah Muda yang Punya Anak Banyak
"Anak yang sering dimarahi dan kerap mendapat kekerasan verbal baik sejak dalam kandungan hingga lahir ke dunia, itu mielin-nya lebih sedikit. Ketika mielin berkurang maka proses penyampaian pesan dari saraf ke otak terjadi lebih lambat, anak jadi sulit menyerap pelajaran," lanjut Kasandra.
Kasandra menambahkan, jika anak sering dimarahi, dan tumbuh dengan lingkungan yang kerap memberi kekerasan verbal dibiarkan, maka Ia akan mengalami kesulitan dalam berpikir dan bersosialisasi di usia sekolah. Untuk itu diperlukan intervensi psikologis agar efek negatif dari terganggunya proses mielinisasi bisa diminimalisir.
"Harus diintervensi. Setiap anak berbeda intervensinya. Jadi kalau datang ke psikolog kita akan nilai ini anak kurangnya di mana, baru kita perbaiki di bagian itu," tambah dia.