Studi : Ternyata Orang Malas Itu Otaknya Pinter Lho

Ade Indra Kusuma Suara.Com
Rabu, 27 Maret 2019 | 12:49 WIB
Studi : Ternyata Orang Malas Itu Otaknya Pinter Lho
Ilustrasi malas. (Unsplash)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Studi : Ternyata Orang Malas Itu Otaknya Pinter Lho

Jika Anda suka duduk melamun berjam-jam, santai dan berimajinasi sesuatu, hmmm bisa jadi Anda adalah orang yang memiliki IQ tinggi.

Malas dan sebuah penelitian baru bahwa orang malas itu sebenarnya cerdas tentu menjadi sebuah kabar baik bagi Anda yang merasa diri Anda itu seorang pemalas. Namun tentu saja jangan menelan mentah-mentah, dilain situasi malas itu bisa berakibat buruk baik dalam karier dan kehidupan.

Mengutip D'Marge, para peneliti baru-baru ini menyebutkan, orang yang bekerja tanpa usaha yang keras bukan berarti bodoh lho, melainkan ia cuma malas saja mengerjakan.

Baca Juga: Sindiran Warga ke MUI: Enggak Usah Bawa Golput ke Persoalan Halal dan Haram

Sebuah studi yang diterbitkan di Journal of Health Psychology, orang-orang itu malah bisa jadi tergolong cerdas.

Penelitian yang dipimpin oleh Todd McElroy itu mengklaim bahwa orang yang menghabiskan waktu yang lebih sedikit untuk berpikir biasanya tipe orang yang lebih aktif secara fisik dibandingkan dengan mereka yang lebih suka menggunakan kekuatan otak saja.

McElroy dan tim penelitinya mempelajari aktivitas fisik 60 mahasiswa sarjana dan memisahkan mereka menjadi dua kelompok. Satu kelompok terdiri dari mereka yang memiliki kebutuhan akan kognisi (NFC) yang tinggi, sementara yang lain adalah kelompok dengan NFC rendah.

Menurut para peneliti ini, NFC adalah kecenderungan untuk terlibat dan menikmati kegiatan kognitif yang menantang.

Dengan kata lain, para peneliti menemukan bahwa orang-orang yang suka memecahkan teka-teki memiliki NFC yang lebih tinggi, berbeda dengan orang-orang dengan NFC rendah, yang memilih melakukan tugas-tugas biasa yang tidak merangsang pikiran.

Baca Juga: Cerita Ari Komat Kamit Baca Mantra di Rumah Jalangkung Depok, Dapat Apa?

Ilustrasi bermalas-malasan di kantor [shutterstock]
Ilustrasi bermalas-malasan di kantor [shutterstock]

Subjek penelitian dipasangi perangkat yang mirip dengan Fitbit untuk merekam gerakan mereka setiap 30 detik. Setiap orang mengumpulkan 20.000 poin data, yang kemudian digunakan untuk membandingkan tingkat aktivitas dari kedua kelompok.

Ada perbedaan yang besar antara orang dengan NFC rendah dan NFC tinggi.

Selama seminggu itu, mereka yang memiliki NFC rendah jauh lebih aktif daripada mereka yang memiliki NFC tinggi. Di akhir pekan, data menunjukkan perbedaan yang tak begitu jauh, yang berarti kedua kelompok itu sama-sama lebih suka bersantai.

Namun, menurut Vice, merujuk sebuah artikel dari Independent, tingkat kognisi bukanlah cerminan dari kecerdasan seseorang.

"Orang dengan IQ lebih rendah bisa menikmati kehidupan kontemplatif dan tantangan kognitif yang bagus, misalnya. Demikian pula, banyak orang dengan IQ tinggi tidak suka menggunakan otak mereka dengan cara yang menantang," ungkap si penulis.

McElroy percaya, motivasi sederhana adalah faktor kunci aktivitas fisik seseorang. Orang bisa memilih melakukan aktivitas fisik yang lebih lama ketika mereka menghindari tugas yang membutuhkan aktivitas mental yang menantang.

"Hanya karena Anda tampaknya malas atau dianggap orang lain memenuhi syarat sebagai pemalas, Anda mungkin sebenarnya sedang sibuk dengan beberapa jenis pemikiran dalam tingkat yang lebih tinggi untuk mencapai suatu tujuan," kata McElroy.

Disebutkan, orang-orang yang cerdas sebenarnya sadar akan risiko kesehatan dari gaya hidup malasnya meskipun mereka mungkin tetap tidak berbuat apa-apa untuk mencegahnya.

McElroy dan para peneliti berencana untuk menyelidiki lebih lanjut subjek yang memiliki NFC tinggi dan jarang gerak ini untuk menemukan apa yang mereka lakukan ketika tidak bergerak secara fisik. [Himedik/Eleonora]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI