Pola Makan Ini Efektif Kurangi Risiko Kanker Payudara, Hasil Studi.

Rabu, 27 Maret 2019 | 10:30 WIB
Pola Makan Ini Efektif Kurangi Risiko Kanker Payudara, Hasil Studi.
Ilustrasi perempuan menjalani pola makan yang sehat hindari kanker payudara. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pola Makan Ini Efektif Kurangi Risiko Kanker Payudara, Hasil Studi.

Kanker payudara merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak pada kaum hawa. Berbagai penelitian pun mencoba mengungkap hal apa saja yang bisa dilakukan untuk mencegah timbulnya risiko ini.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa perempuan bisa mengurangi risiko terkena kanker payudara dengan membatasi pola makan mereka tak lebih dari delapan jam. Ya studi yang dilakukan University of California menemukan bahwa membatasi konsumsi makanan dapat mengurangi pertumbuhan tumor bahkan ketika makanan yang mereka konsumsi tinggi lemak.

Hasil temuan ini memperkuat bukti di mana obesitas dan sindrom metabolik merupakan kumpulan faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terkena stroke dan diabetes, juga merupakan faktor risiko kanker, terutama kanker payudara.

Baca Juga: Kala Aksi Tipu Playboy Kampung Terkuak di Rumah Janda Buruannya

"Temuan kami menunjukkan bahwa pola makan yang dibatasi waktu ini lebih efektif dari diet rendah kalori dalam menurunkan tingkat insulin yang juga mengurangi pertumbuhan tumor payudara," ujar peneliti utama pascadoktoral Dr Manasi Das di University of California, San Diego dilansir Nypost.

Dr Das mengatakan bahwa pembatasan waktu makan ini bisa jadi strategi efektif dan murah dalam menekan kasus kanker payudara. Untuk mengarah pada temuan ini, peneliti menganalisis efek pembatasan konsumsi makanan pada tikus dalam tiga studi berbeda.

Dalam studi pertama, tikus dibuat obesitas dengan pemberian diet tinggi lemak 60 persen selama 10 minggu dan kemudian dibagi menjadi dua kelompok.

Satu kelompok memiliki akses 24 jam ke makanan, sementara yang lain memiliki delapan jam akses makanan pada malam hari ketika tikus paling aktif.

Tikus dengan obesitas dibandingkan dengan kelompok tikus yang diberi diet rendah lemak 24 jam sehari. Semua tikus disuntik dengan sel kanker payudara tiga minggu setelah dimulainya jadwal makan yang terbatas, dan pertumbuhan tumor diukur secara berkala.

Baca Juga: Kata Polisi Soal Video Pengantar Jenazah Pukul Mobil: Itu Pidana Umum

Dalam studi kedua, tikus yang dimodifikasi secara genetik untuk mengembangkan kanker payudara, dibagi menjadi dua kelompok, pertama menerima diet tinggi lemak 24 jam sehari, dan yang lain mengikuti diet tinggi lemak, terbatas waktu, sementara pertumbuhan tumor diukur secara berkala dengan pencitraan ultrasonografi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI