Suara.com - Kurang Istirahat karena Sibuk Kerja, Waspada Masalah Kesehatan Mengintai
Masalah kesehatan bisa datang dari gaya hidup yang tidak sehat. Salah satunya, kesibukan kerja yang akhirnya membuat Anda kurang istirahat.
Praktisi klinis sekaligus Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, mengatakan bahwa idealnya, jam kerja adalah 7 hingga 8 jam per hari. Namun kekinian, tidak sedikit pekerja yang menghabiskan waktu lebih dari itu untuk bekerja.
Padahal menurut dr Ari, tubuh seseorang bukanlah mesin yang bisa dipaksa kerja hingga 24 jam. Tubuh manusia membutuhkan istirahat, yang tentu saja berbeda-beda tergantung jenis pekerjaan orang tersebut.
Baca Juga: Lima Masalah Kesehatan yang Paling Sering Dialami Pemudik
"Memang mengenai jam kerja, kita sendiri yang harus bisa mengukurnya. Waktu tidur harus diusahakan optimal, 6 jam tidur di malam hari sudah cukup untuk membuat kita segar di pagi hari," ujar dr Ari, dalam keterangan tertulis ke Suara.com, baru-baru ini.
Untuk mendapatkan kesegaran saat bekerja di tengah jam tidur yang kurang, seseorang bisa saja menggunakan alat bantu seperti kopi dan mengonsumsi vitamin. Kopi misalnya, mengandung kafein yang mampu membuat pikiran lebih fokus dan menghilangkan ngantuk.
Namun harus diingat, konsumsi kafein dan vitamin juga tidak boleh terlalu banyak. Sebabnya, ada risiko kesehatan yang mengintai di balik konsumsi kafein dan vitamin yang berlebihan.
"Suplemen termasuk kopi dapat digunakan untuk kesegaran tetapi tetap juga harus digunakan dengan bijaksana, misalnya sebanyak-banyaknya hanya 3 cangkir sehari-semalam. Tapi seberapa banyak dan canggih vitamin yang kita konsumsi untuk tubuh yang lelah obatnya tetap hanya istirahat," ungkapnya lagi.
Pentingnya keseimbangan antara jam kerja dan waktu istirahat bagi masyarakat modern ditandai dengan pemberian hadiah Nobel Kesehatan bagi penemu jam biologis, alias irama sirkadian. Dikatakan dr Ari, irama sirkardian tubuh juga sejalan dengan waktu siang dan malam.
Baca Juga: Awas! Pola Makan Tak Tepat saat Puasa Picu Masalah Kesehatan Ini
Ada hormon-hormon yang dilepaskan tubuh saat malam, dan jika kondisi kita sedang bekerja maka tentu saja pengeluaran hormon ini tidak optimal. Ketika malam kita jadikan waktu bekerja dan pagi juga tetap bekerja dan hanya istirahat di waktu-waktu tertentu, risiko masalah kesehatan menyerang Anda akan lebih besar.
"Tubuh akan stres dengan kondisi yang tidak teratur tersebut. Apalagi jika gaya hidup seseorang dengan waktu kerja yang tidak teratur, tidak hidup sehat misalnya merokok dan minum alkohol, mengonsumsi makanan yang berlebih-lebihan dengan jumlah kalori yang tinggi yang tidak sesuai dengan yang seharusnya, atau banyak mengonsumsi daging merah dan lemak berlebihan tanpa diimbangi konsumsi sayur dan buah-buah yang cukup," tuturnya lagi.
Selanjutnya: Penyakit yang Mengintai Jika Kurang Istirahat
Stres karena waktu istirahat yang tidak cukup dan tidak teratur, dengan waktu tidur yang tidak cukup pada malam harinya berisiko memunculkan berbagai macam penyakit. Apalagi jika pekerjaan yang dilakukan memiliki tingkat stres yang tinggi.
Dikatakan dr Ari, tak sedikit penyakit yang dicetuskan karena stres akibat pekerjaan, baik penyakit akut maupun penyakit kronis.
Pertama, ada serangan jantung atau pecah pembuluh darah otak. Kondisi ini menurut dr Ari bisa membuat istri kehilangan suami, sehingga membuatnya menjadi janda di usia yang relatif muda. Ada pula kemungkinan anak-anak balita menjadi yatim padahal masih memerlukan kehadiran seorang ayah, baik secara kejiwaan maupun secara finansial.
Kedua, risiko infeksi akut yang berhubungan dengan daya tahan tubuh yang menurun. Misalnya infeksi saluran nafas atas, infeksi saluran nafas bawah, infeksi usus, demam tifus, infeksi karena nyamuk seperti demam berdarah dengue, serta infeksi hepatitis virus merupakan infeksi yang terjadi pada seseorang, karena daya tubuh yang menurun.
Di sisi lain, penyakit kronis bisa memburuk dan sering kambuh juga karena stres. Penyakit akibat asam lambung seperti GERD atau sakit lambung, sindrom usus sensitif, penyakit asma yang bolak balik kambuh, penyakit diabetes melitus, dan hipertensi merupakan penyakit kronis yang bisa memburuk dan kambuh karena stres atau sindrom kelelahan.
Ada pula risiko penyakit kanker, yang meskipun timbul pada seseorang karena multifaktor, stres diketahui kontribusi untuk seseorang terkena kanker dan mengalami perburukan pada kankernya jika stresnya tidak bisa dikendalikan.
Jika kondisi stres berkepanjangan bisa saja terjadi gangguan fisik yang berlangsung secara kronis. Kondisi ini sering disebut sebagai gangguan psikosomatik, gangguan kesehatan yang sering dialami, karena stres. Gangguan psikosomatik terjadi akibat adanya gangguan keseimbangan saraf otonom, sistim-hormonal tubuh, gangguan organ-organ tubuh, serta sistim pertahanan tubuh.
Berbagai keluhan yang dapat timbul saat seseorang mengalami stres antara lain sakit kepala, pusing melayang, tangan gemetar, sakit leher, nyeri punggung dan otot terasa kaku, banyak keringat terutama pada ujung-ujung jari tangan dan kaki. Selain itu ujung-ujung jari tangan dan kaki terasa dingin, gatal-gatal pada kulit tanpa sebab yang jelas. Mereka juga bisa mengalami nyeri dada, nyeri ulu hati, mual, perut kembung dan begah, serta diare.
"Tuntunan pekerjaan memang membuat kita harus profesional, tetapi sekali lagi tubuh juga butuh waktu untuk istirahat. Akhirnya kita selalu ingat dan anggota keluarga harus selalu mengingatkan bahwa tubuh manusia bukan mesin dan tubuh manusia harus istirahat. Istirahat yang baik sesuai dengan irama sirkardian tubuh," tutupnya.
Itulah penjelasan lengkap dr Ari tentang bahaya kurang istirahat karena sibuk kerja yang bisa memicu berbagai masalah kesehatan.