Suara.com - Sulit Dideteksi Dini, Kenali Ragam Gejala Kanker Hati
Kanker hati bisa terjadi pada siapa saja, tidak mengenal jenis kelamin dan usia. Lebih parahnya, kanker hati termasuk jenis kanker yang sulit dideteksi dini.
Kanker hati dapat bermula dari adanya benjolan di hati kemudian terjadi kerusakan pada organ hati dan menyebar ke organ lain di tubuh. Melalui siaran pers, Health Claim Senior Manager Sequis dr. Yosef Fransiscus mengatakan, gejala awal kanker hati seringkali tidak terdeteksi.
Namun, secara umum ada beberapa tanda fisik yang bisa membuat kita lebih berhati-hati dan segera memeriksakan diri ke dokter, seperti turunnya berat badan secara drastis, mual dan muntah, nyeri di bagian perut, gangguan makan, lemas, dan lesu. Gejala lainnya, misalnya membesarnya ukuran hati sehingga terasa ada yang berbeda di dalam perut bagian bawah tulang rusuk sebelah kanan.
Baca Juga: Minum Kopi Lima Cangkir Sehari Cegah Kanker Hati
Pembesaran juga dialami limpa dan terasa ada beban lebih dan sakit di bagian tulang rusuk sebelah kiri. Rasa sakit kemudian menjalar ke area perut dan tulang belikat sebelah kanan. Cairan di perut bertambah banyak yang menjadi penyebab mual, beberapa bagian tubuh terasa gatal-gatal dan bola mata berubah kekuning-kuningan.
Kata dokter Yosef lagi, Jika gejala-gejala tersebut di atas terasa atau terlihat, segera konsultasi ke dokter umum. Jika di tahap pemeriksaan awal, dokter umum menemukan beberapa gejala yang menjurus pada penyakit kanker, dokter akan segera merujuk pasien ke dokter ahli yang dapat mendiagnosis apabila seseorang mengidap kanker hati.
Dokter spesialis penyakit dalam OMNI Hospitals Pulomas, dr. Chyntia Olivia Maurine Jasirwan, Sp.PD, Ph.D, lebih lanjut menguraikan bahwa ada dua jenis kanker hati, yaitu kanker hati primer dan sekunder. Jenis kanker hati primer yang paling sering terjadi adalah hepatocellular carcinoma. Umumnya, kanker ini terjadi akibat komplikasi penyakit hati seperti sirosis (kondisi terbentuknya jaringan parut di hati akibat kerusakan jangka panjang) dan hepatitis (radang hati).
Ada beberapa jenis kanker hati primer lainnya, seperti hepatoblastoma. Kanker hati ini hanya menyerang anak-anak. Jenis lainnya adalah kanker yang tumbuh di sel-sel pembuluh darah di dalam hati yang disebut angiosarcoma dan kanker yang berkembang di saluran empedu atau cholangiocarcinoma.
Sedangkan kanker hati sekunder adalah kanker yang tumbuh di organ lain kemudian menyebar ke hati, misalnya penyebaran dari kanker lambung, kanker usus, kanker paru-paru, dan kanker payudara.
Baca Juga: Waspada! Bahaya Pestisida Memicu Kanker Hati
Selanjutnya: Tahapan dan Pengobatan Kanker Hati
Tahapan Stadium Kanker Hati
Sama seperti jenis kanker lainnya, kanker hati juga terbagi dalam beberapa tahap atau stadium. Istilah stadium yang biasa dipakai adalah BCLC, yaitu BCLC A,B,C, atau D.
"Adanya stadium ini bermanfaat bagi dokter dan pasien untuk memutuskan rencana dan tahap pengobatan. Jika pasien mendapatkan diagnosis terkena kanker hati, sebaiknya segera minta dokter menjelaskan tahapan stadium kanker tersebut," ujar dr. Chyntia.
Stadium awal disebut dengan Stadium A. Pada kondisi ini, terdapat satu tumor berukuran sedang < 5 cm, atau 2-3 tumor dengan ukuran < 3 cm. Pada tahap ini, fungsi hati masih terbilang normal atau sangat minimal bila terganggu.
Jika tumbuh beberapa tumor besar di hati maka pasien telah masuk pada Stadium B. Namun, kondisi pasien secara umum masih baik dan fungsi hati belum mengganggu. Kemudian, jika kanker sudah menyebar ke pembuluh darah, kelenjar getah bening, atau organ tubuh lain maka pasien sudah masuk pada Stadium C. Pada stadium ini, hati masih berfungsi tetapi kondisi pasien mulai memburuk. Jika kondisi fisik semakin memburuk demikian juga fungsi organ hati maka pasien sudah masuk pada Stadium D
Kesempatan Sembuh & Pengobatan Medis Kanker Hati
Data yang dilansir oleh Cancer.net, penderita kanker yang didiagnosa di stadium awal dapat bertahan selama 5 tahun. Namun, jika sel kanker hati menyebar ke jaringan organ di sekitarnya atau kelenjar getah bening, persentase harapan hidup selama 5 tahun menjadi hanya 11%. Jika sel telah menyebar jauh maka kemungkinan bertahan 5 tahun menurun menjadi hanya 3%.
"Pengobatan penyakit kanker hati bergantung pada jumlah, ukuran, dan lokasi tumor dalam hati, seberapa baik fungsi hati pasien masih bekerja, ada tidaknya sirosis, dan penyebaran tumor. Selama sirosis atau tumor belum menyebar pengobatan paling optimal yang dapat dilakukan adalah operasi," ujar dr. Chintya.
Pada penjelasan lebih lanjut, dr. Chintya mengatakan bahwa tumor yang kecil dengan ukuran kurang dari 5 cm dapat dioperasi agar tidak menyebar dan hati dapat berfungsi normal kembali. Namun, jika tindakan operasi tidak bisa dilakukan maka akan dilakukan prosedur ablasi (menggunakan ethanol hangat yang diinjeksi, atau suhu beku) untuk menghancurkan sel kanker atau melalui kemoterapi (suntikan ke arteri agar darah mampu memompa ethanol langsung ke tumor dan menghancurkannya).
Apabila kanker telah membesar atau memiliki kerusakan hati yang parah maka disarankan pasien untuk melakukan transplantasi hati. Prosedur ini dilakukan dengan mengganti organ hati pasien dengan hati yang sehat dari pendonor.
"Untuk transplantasi hati ini ada kriteria yang harus dipenuhi. Perlu melihat MELD score (sistem penilaian untuk mengetahui tingkat keparahan penyakit hati kronis) karena tidak semua juga ada lagi kriterianya, tidak semua tumor besar bisa transplantasi hati," imbuh dr Chintya.
Selanjutnya: Faktor Risiko Kanker Hati
Gaya Hidup Modern Picu Kanker Hati
Dr. Yosef kembali mengatakan bahwa pengidap kanker hati tidak hanya ditemukan pada orang lanjut usia tetapi juga ditemukan pada orang muda. Hal ini seiring dengan meningkatnya gaya hidup yang tidak sehat. Misalnya, karena sering begadang, kurang istirahat, dan karena faktor stres.
"Gangguan pada jam biologis tubuh sebagai efek kurang tidur dapat menyebabkan mutasi genetik yang dapat berpotensi membuat sel dalam tubuh berkembang menjadi kanker. Sedangkan ketika mengalami stres, sistem imun menjadi lemah untuk dapat merespon sel tumor dan menghambat proses perbaikan DNA. Akibatnya, proses perkembangan tumor untuk menjadi kanker terjadi lebih cepat," jelas dr Yosef.
Selain itu, kata dr Yosef, konsumsi minuman beralkohol berlebihan dapat memicu pertumbuhan sel kanker hati karena hati harus bekerja keras menetralisir racun dalam tubuh. Ia juga mengingatkan agar penderita diabetes tipe 2 lebih berwaspada karena berpotensi menderita kanker hati. Katanya, kelebihan gula dalam tubuh dapat memicu obesitas dan lemak yang menumpuk dapat menggangu kinerja sel hati serta memicu sel kanker untuk berkembang.
Miliki Asuransi Kesehatan Selagi Sehat
Semakin intensif tindakan medis yang dilakukan maka akan semakin tinggi pula biayanya. Biaya operasi tentunya bergantung pada jumlah, ukuran, dan lokasi tumor dalam hati serta jenis terapi terbaik yang disarankan.
Mengingat biaya perawatan dan pengobatan penyakit kanker terbilang tinggi dan perawatan perlu dilakukan secara berkelanjutan. Sedini mungkin perlu dilakukan treatment ke dokter sebelum berkembang menjadi kondisi akut dan biaya pengobatan menjadi lebih tinggi.
Vice President of Life Operation Division Sequis Eko Sumurat mengatakan bahwa kanker dapat ditanggung oleh asuransi kesehatan selama bukan kondisi bawaan lahir atau kondisi yang sudah ada sebelum tertanggung membeli polis.
"Sequis sebagai perusahaan asuransi telah membayarkan klaim kesehatan dengan sistem reimbursement hingga Desember 2018 untuk kanker hati sebesar lebih dari Rp743 juta untuk 24 kasus dan klaim kesehatan untuk klaim kanker hati dengan sistem cashless sebesar lebih dari Rp268 juta untuk 7 kasus," ujar Eko.
Ia meyakini bahwa asuransi dapat membantu masyarakat mewujudkan hari esok yang lebih baik jika dimiliki sejak usia muda, masih produktif, dan masih sehat.
"Mengingat risiko sakit dapat datang kapan saja maka sebaiknya segeralah lengkapi diri dan keluarga dengan perlindungan asuransi kesehatan dan penyakit kritis," tutupnya.