4 Gaya Hidup Orang Tua yang Punya Dampak Buruk bagi Anak

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Sabtu, 23 Maret 2019 | 07:55 WIB
4 Gaya Hidup Orang Tua yang Punya Dampak Buruk bagi Anak
Gaya hidup orang tua pengaruhi tumbuh kembang anak. [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - 4 Gaya Hidup Orang Tua yang Punya Dampak Buruk bagi Anak

Perubahan gaya hidup pasti dialami pasangan ketika menjadi orang tua. Hati-hati, beberapa gaya hidup sebaiknya ditinggalkan, agar anak tak kena dampak buruknya.

Dikutip Himedik dari World of Buzz, seorang dokter asal Malaysia membagikan beberapa pilihan gaya hidup orang tua yang justru membahayakan kesehatan anak. Apa saja?

1. Tidak imunisasi

Baca Juga: Wajib Baca! Ini Peran Ayah dalam Tumbuh Kembang si Kecil

Ini menjadi pilihan gaya hidup yang paling mengerikan yang dilakukan orang tua di dunia. Dr Khiddir, seorang praktisi medis yang berbasis di Kuala Selangor berbagi pemikirannya tentang masalah ini.

"Informasi yang salah tentang vaksin adalah tindakan tidak bertanggung jawab oleh anti-vaksin," katanya.

Petugas Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Barat memberikan vaksin DPT (Difteri, Tetanus, dan Pertusis) ke Mahasiswa Universitas Tarumanegara (UNTAR) di Jakarta, Jumat (15/12).
Tidak imunisasi bisa mengancam nyawa anak. (Dok. Suara.com)

Tidak imunisasi bisa mengancam kesehatan anak karena tidak hanya akan memengaruhi anak yang anti-vaksin, tetapi juga anak lain yang bergaul dengan mereka.

"Jika tren penolakan vaksin ini berlanjut, ada kemungkinan penyakit menular yang dapat dicegah dengan vaksin akan terus meningkat dan semua upaya oleh Kementerian Kesehatan akan sia-sia," terangnya.

Jadi, tolong selalu mencari nasihat dari profesional medis yang berkualitas dan terlatih dan berhenti membabi buta percaya apa pun yang ada di internet.

Baca Juga: Survei: Orangtua Makin Cuek dengan Tumbuh Kembang Anak

2. Keluar malam

Anak membutuhkan jadwal tidur yang teratur. Hal ini tentu tidak bisa dicapai jika orang tua sering keluar malam.

"Keluar malam bisa berdampak buruk saat mereka tumbuh dewasa karena mereka akan berpikir bahwa keluar larut malam adalah sesuatu yang normal. Ini juga akan mengganggu jadwal tidur mereka dan memengaruhi kesehatan serta kemampuan mereka untuk membuat pilihan yang baik," ujarnya.

Lebih buruk lagi, bahkan ada orang tua yang membawa anak-anak mereka untuk keluar malam. Dr Khiddir berbagi mengapa perilaku ini berbahaya.

"Itu menghadapkan anak-anak pada perokok pasif dan dampaknya yang berbahaya. Tempat yang ramai membuat anak-anak terserang penyakit menular, yang tidak bisa ditangani oleh sistem kekebalan tubuh muda mereka," jelasnya.

Ilustrasi diskotek. [Shutterstock]
Keluar malam punya dampak buruk bagi anak. [Shutterstock]

3. Kecanduan gadget

Kecanduan gadget bisa membuat anak kehilangan imajinasi. Bahkan, studi tahun 2008 menemukan anak yang menggunakan ponsel mengalami lebih banyak gangguan tidur, gelisah dan kelelahan.

Hal ini akan memengaruhi kinerja akademik mereka ke depannya. Waktu yang dihabiskan untuk pekerjaan rumah berkurang, hasil ujian jelek karena persiapan yang buruk atau kelelahan dari menggunakan smartphone.

"Orang tua yang malas seperti ini di mana mereka menggunakan smartphone sebagai pengganti kehadiran mereka akan menanamkan perilaku pesimistis dan anti-sosial pada anak serta kreativitas yang terbelakang," urainya.

Kebanyakan main gadget bisa bikin anak alami kerusakan saraf? (Shutterstock)
Kebanyakan main gadget bisa berdampak buruk bagi anak. (Shutterstock)

4. Pola makan buruk

Salah satu praktik yang perlu diubah menurut Dr Khiddir adalah budaya memberi hadiah kepada anak-anak kecil dengan permen dan makanan ringan.

Pasalnya ini bisa meningkatkan risiko diabetes melitus tipe 1.

Memberi anak makanan sehat akan memastikan mereka mendapatkan semua vitamin, mineral, dan nutrisi penting lainnya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan.

Salah satu kondisi medis adalah sembelit. Tahukah kamu bahwa konstipasi jangka panjang memiliki kaitan dengan kanker, terutama pada anak-anak?

"Banyak yang tidak tahu bahwa konstipasi jangka panjang dapat menyebabkan menurunnya prestasi akademik pada anak dan lebih buruk lagi, potensi hubungan dengan kanker usus besar," tuturnya. (Himedik/Yuliana Sere)

Ilustrasi anak makan permen lolipop. (Shutterstock)
Ilustrasi anak makan permen lolipop. (Shutterstock)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI