Jari Teriris Kulit Udang, Perempuan Meninggal karena Syok Septik

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Kamis, 21 Maret 2019 | 06:05 WIB
Jari Teriris Kulit Udang, Perempuan Meninggal karena Syok Septik
Jari teriris saat bersihkan udang, perempuang meninggal dunia. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jari Teriris Kulit Udang, Perempuan Meninggal karena Syok Septik

Seorang perempuan di China meninggal setelah mengalami syok septik. Penyebabnya, jari perempuan tersebut teriris kulit udang saat menyiapkan masakan.

Dikutip Himedik dari Apple Daily, jari kanan perempuan berusia 60 tahun itu tergores kulit udang ketika dia sedang membersihkannya. Karena merasa lukanya tak begitu sakit, perempuan asal Guannan, Jiangsu tersebut mengabaikannya.

Namun, keesokan harinya, jari yang terluka tadi bengkak dan nyeri, tetapi ia tetap tidak melakukan apa-apa. Kemudian pada hari kedua, perempuan itu menderita demam, dan tubuh bagian bawahnya mulai membengkak juga.

Baca Juga: Muluskan Transaksi Suap, Taufik Kurniawan Pesan 3 Kamar Hotel

Saat itulah keluarga memutuskan untuk mengirimnya ke rumah sakit. Di rumah sakit, perempuan itu ternyata didiagnosis sudah menderita syok septik dan organnya gagal berfungsi.

Para dokter mencoba menyelamatkan perempuan itu, tetapi sayangnya, setelah 10 hari di rumah sakit, perempuan itu meninggal.

Ilustrasi infeksi bakteri tuberkulosis. [Shuttertsock]
Ilustrasi bakteri penyebab syok septik. [Shuttertsock]

Dokter menduga pasien terinfeksi Vibrio vulnificus, bakteri langka tetapi sangat mematikan.

Bakteri berbahaya ini ditemukan di lingkungan laut dan dapat dipindahkan melalui memakan kerang mentah atau kurang matang serta kulit yang terluka yang terpapar bakteri.

Perempuan itu juga menderita penyakit hati, yang memperburuk infeksinya dan membuatnya lebih rentan terhadap bakteri.

Baca Juga: Dewan Pers: Informasi Viral di Media Sosial Jangan Dijadikan Berita

Dilaporkan bahwa ketika infeksi memburuk menjadi septikemia, angka kematian meningkat menjadi 50%. Mayoritas orang yang terinfeksi bakteri itu meninggal dalam 48 jam setelahnya. (Himedik/Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI