Merokok
Merokok akan membuat Mr P Anda terlihat kurang menarik, dan lebih buruk lagi, meningkatkan risiko disfungsi ereksi. Menurut Medical News Today, racun tertentu dalam rokok merusak pembuluh darah di Mr P Anda.
Tak hanya membuat sel-sel otot di Mr P Anda terbuang, karena kondisi ini, tak peduli seberapa terangsangnya, Anda akan berjuang keras untuk mendapatkan ereksi.
Para ahli dari Boston University of Medicine telah memeriksa Mr P dalam kondisi ereksi dari 200 pria dan menemukan bahwa perokok memiliki ukuran Mr P lebih pendek daripada mereka yang menghindari rokok.
Baca Juga: Driver Ojek Online 4 Tahun Kerja Bisa Punya Rumah Gedong, Kisahnya Viral
Penelitian pada 1998 itu menyimpulkan bahwa merokok menghambat aliran darah ke bagian pribadi Anda, yang dapat menghentikan peregangan Mr P, dan karenanya membuatnya menyusut.
Penuaan
Mr P dan testis akan menjadi lebih kecil karena timbunan lemak yang menumpuk di arteri dan mengurangi aliran darah. Hal ini dapat menyebabkan sel-sel otot dalam jaringan ereksi mengalami degenerasi dan layu.
Kondisi yang terjadi seiring dengan bertambahnya usia ini meningkatkan risiko disfungsi ereksi.
Penyebab lain bisa berupa penumpukan jaringan parut, dari cedera ringan selama bertahun-tahun saat berhubungan seks atau berolahraga. Jaringan parut itu juga dapat memengaruhi jaringan ereksi dan menyebabkan penyusutan.
Baca Juga: Nyamar Jadi Wanita, Penampakan Kerabat Prabowo Subianto Saat Gasak ATM
Obat-obatan
Semua obat memiliki efek samping yang tidak diinginkan, tetapi beberapa di antaranya diikuti efek samping yang lebih buruk daripada yang lain.
Obat-obatan seperti Adderall, yang sering diresepkan untuk gangguan kekurangan perhatian, beberapa antidepresan, antipsikotik, serta beberapa obat yang digunakan untuk mengobati masalah prostat juga dapat menyebabkan Mr P Anda menyusut.
Sebuah studi pada 2012 terhadap obat finasteride, yang digunakan untuk mengobati pembesaran prostat, menemukan bahwa sejumlah pria mengalami penyusutan dan berkurangnya sensasi pada Mr P.
Studi lain, yang diterbitkan dalam jurnal Urology, menemukan bahwa 41 persen pria yang menggunakan obat dutasteride, juga digunakan untuk mengobati pembesaran prostat, menderita disfungsi seksual. (Himedik/Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana)