Studi: Banyak Perempuan Muda Ternyata Khawatir dengan Kesuburan Mereka

Arsito Hidayatullah | Dinda Rachmawati
Studi: Banyak Perempuan Muda Ternyata Khawatir dengan Kesuburan Mereka
Ilustrasi perempuan muda dan pasangannya. (Shutterstock)

Sebanyak 25 persen perempuan usia 18-24 tahun yang disurvei khawatir dengan kemampuan mereka untuk hamil.

Suara.com - Sebuah data yang telah dirilis oleh Royal College of Obstetricians and Gynecologists (RCOG) menunjukkan bahwa ternyata banyak perempuan muda merasa khawatir tentang kesuburan mereka.

Data ini didapatkan melalui jajak pendapat yang diikuti oleh 1.002 perempuan untuk mempromosikan Fertility Forum, sebuah acara yang diselenggarakan oleh RCOG dan British Fertility Society (BFS).

Menurut penelitian tersebut, 25 persen perempuan berusia antara 18 hingga 24 tahun khawatir tentang kemampuan mereka untuk hamil. Hal yang sama secara lebih luas, juga dirasakan oleh 49 persen perempuan dari segala usia di Inggris.

Tiga dari lima perempuan juga mengaku merasa bingung dengan banyaknya informasi yang ditawarkan kepada mereka tentang kesuburan. Sementara itu, lebih dari tiga perempat perempuan tidak yakin apakah informasi kesuburan yang mereka dengar tidak memihak.

Baca Juga: All Girls All Around: Ketika Lari Menyatukan dan Menguatkan Perempuan

Profesor Lesley Regan, Presiden RCOG, menekankan pentingnya memastikan perempuan merasa menerima bimbingan yang akurat dan dapat diandalkan ketika mempertimbangkan untuk memiliki bayi.

"Mencoba untuk hamil bisa menjadi waktu yang sangat menegangkan bagi sebagian orang. Data baru ini menggemakan apa yang telah kami dengar dari perempuan dan pasien selama bertahun-tahun," ungkap Profesor Regan.

Studi ini juga menemukan bahwa seperlima perempuan telah menggunakan aplikasi kesuburan, dengan hampir sepertiga mengatakan mereka akan mempertimbangkan untuk menggunakannya di masa depan.

Selain itu, lebih dari seperempat perempuan akan mempertimbangkan pembinaan kesuburan, yang mungkin melibatkan bimbingan berkaitan dengan infertilitas atau IVF.

Hampir setengah dari perempuan muda dalam survei ini juga mengaku akan mempertimbangkan untuk membekukan telur mereka di masa depan.

Baca Juga: Demi Capai Kesetaraan Gender, Perempuan Didorong Jadi Pilar Masa Depan Indonesia

Sally Cheshire, Ketua HFEA (Human Fertilisation and Embryology Authority) menguraikan komitmen organisasinya untuk menyediakan informasi yang tidak memihak mengenai perawatan kesuburan bagi perempuan.