Wanita Aktif di Pagi Hari Lebih Minim Risiko Kanker Payudara

Minggu, 17 Maret 2019 | 06:30 WIB
Wanita Aktif di Pagi Hari Lebih Minim Risiko Kanker Payudara
Perempuan kampanye melawan kanker payudara. [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kanker payudara adalah momok yang menakutkan, tapi sebuah penelitian menunjukkan, wanita aktif di pagi hari memiliki risiko lebih kecil terkena kanker payudara.

Dilansir HiMedik dari mirror, para peneliti dari University of Bristol telah menganalisis hubungan antara pola tidur dan kanker payudara pada wanita.

Temuan mereka menunjukkan wanita yang aktif pada awal hari daripada akhir memiliki risiko lebih rendah terkena kanker payudara.

Dalam studi tersebut, para peneliti melihat data dari 409.166 wanita, beberapa yang menderita kanker payudara dan beberapa tanpa penyakit.

Baca Juga: Jangan Sepelekan Tidur Mendengkur Bila Tak Mau Terkena OSA

Dr Rebecca Richmond, yang memimpin penelitian ini, mengatakan, “Menggunakan varian genetik yang terkait dengan preferensi orang untuk pagi atau sore hari, durasi tidur dan insomnia, kami menyelidiki apakah tidur memiliki kontribusi kausal terhadap risiko kanker payudara."

Ilustrasi bangun tidur. (Shutterstock)
Ilustrasi wanita aktif di pagi hari lebih minim risiko kanker payudara. (Shutterstock)

Analisis mereka mengungkapkan, wanita dengan preferensi aktif di pagi hari berisiko terkena kanker payudara sebesar 40% lebih kecil dibandingkan dengan tipe malam hari.

Penelitian juga menemukan wanita yang tidur lebih lama dari tujuh hingga delapan jam semalam memiliki peningkatan risiko penyakit 20% per jam tambahan tidur.

Richmond mengatakan, "Temuan ini memiliki implikasi untuk memengaruhi kebiasaan tidur masyarakat umum dalam rangka meningkatkan kesehatan dan mengurangi risiko kanker payudara di kalangan wanita."

Tim sekarang berencana untuk menyelidiki mekanisme yang mendasari efek lebih lanjut.

Baca Juga: Survei Sebut Masyarakat Dunia Semakin Kurang Tidur

Richmond menambahkan, "Kami ingin menggunakan data genetik dari populasi besar untuk lebih memahami bagaimana jam tubuh alami tubuh dapat berkontribusi terhadap risiko kanker payudara."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI