Toilet Masa Depan, Ubah Kotoran Manusia Jadi Pupuk Pakai Bahan Kimia

Sabtu, 16 Maret 2019 | 20:33 WIB
Toilet Masa Depan, Ubah Kotoran Manusia Jadi Pupuk Pakai Bahan Kimia
Ilustrasi toilet. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Toilet Masa Depan, Ubah Kotoran Manusia Jadi Pupuk

Toilet futuristik yang bisa mengubah limbah manusia menjadi pupuk menggunakan bahan kimia, telah diluncurkan oleh Miliarder AS, Bill Gates.

Salah satu pendiri Microsoft ini mengatakan, "Saya benar-benar percaya perdagangan memungkinkan setiap negara untuk melakukan yang terbaik."

Dilansir HiMedik dari mirror, dia juga menambahkan, "Jadi ketika saya berbicara tentang komponen-komponen toilet ini dibuat di China, yang lain di Thailand, yang lain lagi di Amerika Serikat, Anda benar-benar ingin menyatukan semua IQ itu sehingga Anda mendapatkan kombinasi yang bagus."

Baca Juga: Banyak yang Keliru, Ikuti Cara Benar Mencairkan Ikan agar Tetap Higienis

Toilet ini adalah gagasan proyek penelitian yang didanai oleh Bill and Melinda Gates Foundation, organisasi filantropi swasta terbesar di dunia.

Ada beberapa desain toilet, tetapi semuanya bekerja dengan memisahkan limbah cair dan padat.

"Toilet saat ini hanya mengirim sampah ke dalam air, sedangkan toilet ini tidak memiliki saluran pembuangan.

Ilustrasi toilet (Pixabay/cocoparisienne)
Ilustrasi toilet. (Pixabay/cocoparisienne)

"Mereka mengambil cairan dan padatan dan melakukan pekerjaan kimia di dalamnya, termasuk membakarnya," kata Gates.

Dia membandingkan perubahan dari toilet tradisional ke model tanpa air.

Baca Juga: Videonya Jadi Sorotan, Begini Aksi Petugas Kebersihan Hibur Pasien di RS

"Kita bisa melakukan pemrosesan kimia ini di tingkat rumah tangga," katanya.

Yayasan Gates telah berkomitmen sekitar hampir Rp3 miliar untuk proyek toilet dan berharap menghabiskan jumlah yang sama lagi sebelum toilet layak untuk distribusi skala besar.

Sebelumnya diberitakan bahwa sanitasi yang buruk telah membunuh setengah juta anak di bawah usia lima tahun dan merugikan dunia lebih dari 200 miliar dolar AS per tahun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI