Italia Larang Anak yang Tak Diimunisasi untuk Masuk Sekolah

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Jum'at, 15 Maret 2019 | 14:20 WIB
Italia Larang Anak yang Tak Diimunisasi untuk Masuk Sekolah
Tak divaksin, anak-anak Italia dilarang masuk sekolah. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Italia Larang Anak yang Tak Diimunisasi untuk Masuk Sekolah

Peraturan baru di Italia terkait pendidikan dan imunisasi menuai kontroversi. Sebabnya, Italia melarang anak yang belum diimunisasi untuk masuk sekolah.

Dikutip Himedik dari Mirror, anak-anak di Italia diizinkan pergi ke sekolah hanya jika bisa membuktikan bahwa mereka telah diimunisasi. Sekarang di negara itu, anak-anak berusia enam tahun ke bawah harus diimunisasi dari campak, gondong, cacar air, rubella, dan polio.

Menteri Kesehatan Giulia Grillo bahkan menolak desakan dari Wakil Perdana Menteri Matteo Salvini untuk memberi orang tua batas waktu lebih dari 11 Maret 2019.

Baca Juga: Mahfud MD Sudah 'Ramalkan' Penangkapan Romahurmuziy?

"Tidak ada vaksin, tidak ada sekolah. Sekarang semua orang punya waktu untuk mengejar ketinggalan (imunisasi)," tegas Grillo kepada koran La Repubblica.

Petugas Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Barat memberikan vaksin DPT (Difteri, Tetanus, dan Pertusis) ke Mahasiswa Universitas Tarumanegara (UNTAR) di Jakarta, Jumat (15/12).
Ilustrasi imunisasi untuk anak-anak sekolah. (Dok. Suara.com)

Sekitar 300 anak dilaporkan telah dipulangkan dari sekolah di Bologna karena peraturan baru ini.

Meski tak sedikit yang menentang, tampaknya undang-undang ini memiliki efek positif. Hal itu disampaikan pihak berwenang, yang mengatakan bahwa tingkat imunisasi nasional hampir mencapai 95%, sesuai angka yang direkomendasikan.

Sebelumnya, angka tersebut turun di bawah 80% di seluruh Italia dan otoritas kesehatan menjadi prihatin.

Undang-undang baru ini merupakan reaksi terhadap masuknya kasus campak di negara Eropa. Nama aksi itu diambil dari nama Menteri Kesehatan Beatrice Lorenzin, yang telah memperjuangkan dan akhirnya memperkenalkannya. (Himedik/Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana)

Baca Juga: Kicauan Terakhir Romahurmuziy Sebelum Dicokok: Singgung Berita Palsu

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI