Kenali Gangguan Prostat yang Bikin Lelaki Susah Buang Air Kecil

Jum'at, 15 Maret 2019 | 09:42 WIB
Kenali Gangguan Prostat yang Bikin Lelaki Susah Buang Air Kecil
Ilustrasi gangguan prostat. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gangguan prostat umum dialami oleh lelaki seiring pertambahan usia. Jenis gangguan prostat yang umum terjadi adalah Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) atau biasa dikenal dengan pembesaran prostat, yang menyebabkan penyempitan di saluran kemih. Lambat laun, kondisi ini bisa membuat lelaki mengalami kesulitan untuk mengeluarkan urine dari kandung kemih.

Disampaikan dokter Spesialis Urologi, dr. Juhadi Sunaryo, SpU, di Siloam Hospital Bogor, beberapa gejala dari gangguan prostat adalah susah buang air kecil, aliran urin yang tersendat, merasa tidak tuntas buang air kecil, hingga buang air kecil lebih sering di malam hari. BPH sendiri umumnya terjadi seiring bertambahnya usia karena adanya perubahan pada kadar hormon seksual.

"Pada pasien BPH, kami memberikan penanganan operasi (TURP) atau Transurethral Resection of Prostate yaitu, berupa operasi pembedahan minimal invasif yang merupakan baku emas dalam penanganan penyakit prostat BPH yang sudah tahap komplikasi," ujar dr. Juhadi dalam keterangan resmi yang diterima Suara.com.

Selain pembesaran prostat, penyakit lain yang juga memicu gangguan berkemih pada lelaki adalah adanya batu ginjal. Bahkan kata dr. Juhadi, batu ginjal adalah keluhan yang paling banyak ditemukan di Siloam Hospital Bogor yang umumnya diderita oleh pasien berusia sekitar 60 sampai 70 tahun, dengan jumlah sekitar 30- 40 persen setiap bulannya.

Baca Juga: Widih! Film Ada Apa dengan Cinta? Masuk Kurikulum di Australia

"Keluhan seputar urologi atau saluran kemih banyak dialami lelaki berusia diatas 50 tahun akibat ketidakseimbangan hormonal dan penurunan fungsi penguraian yang membuat ukuran kelenjar prostat terus membesar, dan ini membuat proses buang air kecil akan terganggu," imbuh dia.

Batu yang berada di dalam saluran kemih ini umumnya berbentuk seperti kristal yang terbentang di sepanjang saluran kemih dan menimbulkan gejala seperti nyeri, perdarahan, dan penyumbatan aliran kemih atau infeksi.

"Untuk kasus batu ginjal ringan, kami berikan obat, sedangkan untuk kasus batu ginjal berat atau besarnya batu yang menyebabkan penyumbatan, kami lakukan teropong atau penempatan laser dan pengobatan dengan metode ESWL," imbuh dia.

Berbicara didepan Paguyuban Dharma Wulan mengenai infeksi saluran kemih pada usia lanjut, dr. Juhadi mengatakan, dengan iklim tropis di negara ini maka masyarakat yang tinggal di Indonesia lebih rentan terkena batu ginjal akibat masalah dehidrasi.

Ia pun mengingatkan masyarakat untuk melakukan pola hidup sehat guna mencegah terjadinya gagal ginjal dengan cara minum air putih minimal 8 gelas sehari agar cukup terhidrasi, mengurangi asupan garam, gula, dan zat-zat mineral lainnya, hindari menahan buang air kecil, perbanyak konsumsi sayur dan buah - buahan, kurangi konsumsi minuman soda, kopi, teh, alkohol, serta stop merokok dan olahraga teratur.

Baca Juga: 5 Cara Atasi Ketiak Hitam Secara Alami, Cobain Deh!

Sementara itu, Executive Director Siloam Hospitals Bogor Liediawaty Shahaan mengatakan bahwa pasien gagal ginjal pada usia lanjut bisa mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik dengan mendapatkan penanganan di rumah sakit yang berkualitas.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI