"Tujuan dari penanganan atau penatalaksanaan glaukoma yaitu, jangan sampai menimbulkan kebutaan, jadi hanya mempertahankan penglihatan yang ada, biar awet," ujar Tatang.
Terkait gejala, glaukoma sudut terbuka diawali dengan tanda-tanda yang ringan, sehingga penderitanya seringkali tidak menyadari bahwa ia mengidap glaukoma. Untuk tipe sudut tertutup, glaukoma disertai dengan gejala mata merah, penglihatan menurun, sakit kepala sebelah yang tak kunjung hilang meski telah diobati, mual, dan muntah.
"Yang (disertai, -red) rasa sakit ini yang sering tertolong, asal jangan terlambat ke dokter," kata Tatang.
Maka dari itu, Tatang, dan juga Prof dr Suhardjo, SU, SpM(K), dokter spesialis mata sekaligus Ketua Divisi Oftalmologi Komunitas UGM-RSUP Dr Sardjito, mendesak masyarakat, terlebih yang berisiko glaukoma, untuk melakukan deteksi dini.
Baca Juga: 5 Kosmetik Ciptakan Mata Cantik ala Meghan Markle
"Orang-orang yang tidak mempunyai keluhan penurunan penglihatan disarankan ke dokter mata tiap tiga tahun sekali," saran Tatang. "Kemudian yang kedua, tiap tahun bagi mereka yang mempunyai faktor risiko."
Tatang menyebutkan, faktor risiko glaukoma antara lain keluarga memiliki riwayat glaukoma, menderita diabetes atau hipertensi, memakai steroid, menderita mata minus yang tinggi, dan pernah mengalami trauma mata.