Benarkah Pasien Ginjal yang Menjalani Cuci Darah Dipicu Hipertensi?

Sabtu, 09 Maret 2019 | 11:30 WIB
Benarkah Pasien Ginjal yang Menjalani Cuci Darah Dipicu Hipertensi?
Ilustrasi pemeriksaan tekanan darah, hipertensi pada pasien ginjal. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Benarkah Pasien Ginjal yang Menjalani Cuci Darah Dipicu Hipertensi?

Ginjal dan hipertensi saling berkaitan erat. Bahkan menurut dokter spesialis penyakit dalam Tunggul D. Situmorang, SpPD KGH yang juga menjabat sebagai Korwil DKI Jakarta Perhimpunan Nefrologi Indonesia, sekitar 67 persen pasien gagal ginjal yang menjalani cuci darah dipicu oleh hipertensi.

Padahal jika ditarik ke belakang, gagal ginjal umumnya dipicu oleh penyakit infeksi seperti radang ginjal atau Glomerulonefritis hingga infeksi karena batu ginjal.

"Kalau kita lihat di Indonesia renal registry itu gagal ginjal paling banyak karena hipertensi dan diabetes. Bahkan 67 persen dari total pasien yang menjalani dialisis disebabkan gula dan hipertensi," ujar dr Tunggul di Jakarta, Jumat (9/3/2019).

Baca Juga: PDIP Bekasi Anggarkan Rp 4,3 Miliar untuk Sebar Saksi di TPS

Dr Tunggul mengatakan bahwa penyakit ginjal dan hipertensi memang sangat berkaitan. Itu sebabnya ia selalu menekankan pentingnya mengontrol tekanan darah sebagai langkah pencegahan berbagai penyakit termasuk gagal ginjal. Apalagi biaya cuci darah akibat gagal ginjal menempati urutan ketiga yang menghabiskan anggaran BPJS Kesehatan.

"Kalau kita lihat beban BPJS ada tiga penyakit besar, pertama jantung, kanker, ginjal dialisis. Baik cuci darah maupun sakit jantung itu penyebabnya hipertensi. Jadi dengan mengontrol tekanan darah kita bisa cegah dialisis. Gerakan peduli hipertensi harus dilakukan seluruh masyarakat dan pembuat keputusan sehingga kita bisa melakukan primary prevention sebelum kena," imbuh dia.

Bagi yang sudah terkena hipertensi, dr Tunggul mengimbau untuk mengonsumsi obat-obatan secara rutin dan menjalani gaya hidup sehat. Ia pun meluruskan anggapan masyarakat yang menganggap obat hipertensi justru dapat merusak ginjal.

"Obat hipertensi bikin ginjal rusak, itu bukan. Penyakitnya tidak terkontrol. Tekanan darah tidak terkontrol itu yang bikin ginjal rusak. Obat-obat itu justru melindungi pasien ginjal. Jadi obat hipertensi, diabetes itu sebenarnya melindungi ginjal bukan merusak ginjal. Ini banyak salah paham," tandas dia.

Baca Juga: Kocak, Warganet Ubah Punch Hole Samsung Galaxy S10 Plus Jadi Begini

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI