4 Aturan Mengejan yang Benar Bagi Ibu Melahirkan

Senin, 04 Maret 2019 | 14:08 WIB
4 Aturan Mengejan yang Benar Bagi Ibu Melahirkan
Ilustrasi ibu melahirkan. (Sumber: Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - 4 Aturan Mengejan yang Benar Bagi Ibu Melahirkan

Mengejan atau yang sering disebut ngeden adalah salah satu bagian yang harus dilakukan saat ibu menjalani proses persalinan normal. Mengejan dapat membantu mendorong bayi keluar dari dalam kandungan untuk segera bertemu dengan ibu.

Meski hal ini merupakan sebuah kepastian, nyatanya mengejan tidak bisa dilakukan sembarangan. Ada beberapa aturan mengejan yang perlu Anda perhatikan agar setiap prosesnya berjalan dengan lancar. Berikut beberapa aturan mengejan dari DR. dr. Taufik Jamaan, Sp.OG., seperti dikutip dari rilis Hellosehat, Senin (4/3/2019).

Tidak langsung mengejan saat kontraksi

Baca Juga: Lihat Foto Lamaran Reino Barack - Syahrini, Warganet Nyanyi Sayur Kol

Sering kali ibu langsung ingin mengejan saat terjadi kontraksi. Sensasi ingin mengejan (yang mirip dengan keinginan buang air besar) muncul sebagai reaksi tidak sadar terhadap tekanan janin pada dasar panggul. Rasa tertekan atau gerakan janin jauh di dalam panggul itulah yang menyebabkan keinginan tak tertahan untuk mengejan.

Sebaiknya tahan rasa ingin mengejan karena pembukaan jalan lahir belum sempurna. Ketika pembukaan belum lengkap, leher rahim masih mempunyai daerah yang tebal. Pada saat ini, jika ibu memaksa untuk menuruti keinginan mengejan, leher rahim dapat bengkak dan justru memperlambat proses persalinan.

Untuk menahan, usahakan tetap relaks dengan mengambil napas serta embuskan cepat-cepat agar tidak mengejan. Dilarang berjongkok ketika pembukaan belum sempurna.

Waktu yang tepat mengejan

Setiap kontraksi akan membuat bayi semakin terdorong ke bawah dan menyebabkan pembukaan jalan lahir. Ibu hamil yang akan melahirkan boleh mulai mengejan ketika pembukaan telah lengkap. Pembukaan disebut lengkap apabila jalan lahir bayi meregang selebar 10 cm. Itu tandanya, bayi sudah siap untuk keluar dari rahim.

Baca Juga: Tak Hanya The Division 2 yang Menarik, Ini Daftar Game Rilis Maret 2019

Di tahap tersebut, mulas yang dirasakan akibat kontraksi rahim akan terjadi lebih cepat dan lebih lama, sekitar 2-3 menit. Kepala janin yang turun-masuk ke ruang panggul,  menekan otot-otot dasar panggul sehingga secara refleks akan menimbulkan rasa ingin mengejan.

Berhenti mengejan

Proses mengejan biasanya dilakukan sampai sebagian besar kepala bayi mulai terlihat (disebut juga crowning). Tandanya adalah Anda akan merasakan jaringan alat kelamin di bagian bawah meregang dan terasa panas.

Pada saat ini, ibu harus berhenti mengejan, dan biarkan alat kelamin dan perineum (otot di antara lubang vagina dan anus) meregang perlahan-lahan di sekitar kepala bayi yang mulai muncul. Hal ini merupakan hal yang penting sebab jika Anda terus-terusan mengejan saat ini, ada kemungkinan terjadi robekan atau kelahiran yang terlalu cepat.

Ingatlah bahwa sensasi panas yang dirasakan di vagina adalah sebuah sinyal ibu harus segera berhenti mengejan. Dokter atau bidan akan memberi arahan dan mengatakan pada Anda kapan harus mendorong dan kapan harus berhenti.

Cara mengejan

Ketika pembukaan lengkap, rasa ingin mendorong atau mengejan mungkin akan dirasakan seiring dengan kontraksi yang datang. Jika sudah di tahap ini, mengejanlah setiap kali merasakan dorongan dan keinginan untuk ngeden. Apabila perasaan ingin mengejan hilang, ambillah kesempatan ini untuk beristirahat dan bernapas ringan sampai desakan mengejan datang kembali atau sampai kontraksi mereda.

Anda mungkin akan mengejan 3-5 kali di setiap kontraksi, dan setiap pengejanan berlangsung selama 5-7 detik. Proses ini disebut dengan dorongan spontan.

Bagi ibu yang menggunakan epidural, ada catat penting tentang saatnya mengejan. Menurut dokter Taufik Jamaan, ketika menggunakan pembiusan untuk menghilangkan rasa sakit, biasanya sensasi ingin mengejan tak lagi dapat dirasakan, begitu juga dengan kemampuan ibu untuk mendorong dengan efektif. Dengan begitu dorongan spontan (pengejanan spontan) tidak dapat terjadi.

“Namun, tak perlu khawatir, sekalipun Anda menggunakan pembiusan ketika melahirkan, bidan atau perawat yang mendampingi akan memberi aba-aba kapan dan bagaimana Anda harus mengejan. Proses ini disebut dengan dorongan terpimpin,” jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI