5 Orang Meninggal karena DBD di Jambi

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Minggu, 24 Februari 2019 | 07:41 WIB
5 Orang Meninggal karena DBD di Jambi
Nyamuk Aedes Aegypti pembawa virus DBD. (Sumber: Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - 5 Orang Meninggal karena DBD di Jambi

Wabah demam berdarah dengue (DBD) masih mengancam kesehatan masyarakat. Di Jambi, 5 orang meninggal dunia karena DBD.

Dinas Kesehatan Provinsi Jambi mencatat sejak Januari hingga pekan kedua Februari 2019, sudah ada 300 kasus DBD.

"Selama dua bulan terakhir ini pihak dinas kesehatan Jambi mencatat ada lima orang korban yang meninggal dunia akibat DBD," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jambi, Syamsiran Halim, dikutip dari Antara.

Baca Juga: Jalur Penghubung Garut - Cikajang Lumpuh Diterjang Banjir Lumpur

Kelima korban penderita DBD yang meninggal dunia berasal dari Kota Jambi dan Kabupaten Bungo dengan rinciannya tiga orang korban meninggal dunia pada Januari dan dua orang meninggal pada Februari lalu.

"Penyebab meninggal ada dua kemungkinan yakni karena Dengue Shock Syndrome (DSS) DBD atau terlambat membawa ke rumah sakit," katanya.

Pasien terkena DSS DBD memang sulit untuk menyembuhkan, karena sistem kekebalan tubuh pasien sudah sangat lemah. Sementara itu jika terlambat membawa korban ke rumah sakit untuk perawatan medis juga akan berakibat fatal dan menyebabkan pasien meninggal dunia.

Positif terinfeksi demam berdarah. (Shutterstock)
Positif terinfeksi demam berdarah. (Shutterstock)

Memasuki musim hujan memang selalu terjadi peningkatan jumlah kasus DBD. Hal itu disebabkan karena penumpukan sampah yang dibuang sembarangan, kemudian genangan air hujan setiap hari yang tertampung.

"Apalagi pada botol air mineral karena nyamuk demam berdarah suka di genangan air yang bersih," katanya.

Baca Juga: Akting Bareng Iqbal Ramadhan di Dilan 1991, Ira Wibowo Tak Kesulitan

Halim juga mengimbau agar masyarakat tidak mengandalkan fogging untuk membasmi nyamuk demam berdarah karena yang paling efektif adalah pencegahan yang dilakukan oleh masing-masing masyarakat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI