Suara.com - Kenali Ciri-ciri Nyamuk Penular Penyakit DBD dan Kaki Gajah.
Jenis nyamuk yang ada di Indonesia cukup banyak. Bahkan menurut Prof. Drh. Upik Kesumawati Hadi, MS. PhD., Kepala Unit Kajian Pengendalian Hama Permukiman (UKPHP) Institut Pertanian Bogor, jumlahnya mencapai 457 jenis.
Jenis nyamuk terbanyak adalah Aedes yang belakangan menjadi perbincangan karena menjadi vektor penular demam berdarah dengue. Meski jenisnya cukup banyak, namun tidak semua nyamuk mengganggu manusia.
"Sebagian besar berperan sebagai rantai makanan. Tapi sebagian lagi hidup di pemukiman manusia karena manusia menyediakan tempat hidup nyamuk. Ada air, ada limbah. Dan sering kita abai terhadap kebersihan lingkungan sehingga nyamuk berkembang biak," ujar drh Upik dalam temu media di Jakarta, (19/2/2019).
Baca Juga: Musim Pancaroba Bikin Gampang Sakit dan Batuk, Ini Penjelasan Pakar
Selain itu, ventilasi yang buruk jadi daya tarik nyamuk untuk berkembang biak. Itulah, kata drh Upik yang menyebabkan mengapa nyamuk selalu ada di lingkungan manusia. Ketika manusia peduli dengan kebersihan lingkungan, maka rumah akan terbebas dari nyamuk.
Drh Upik pun menjelaskan beberapa jenis nyamuk yang dapat menjadi vektor penular penyakit. Untuk penyakit DBD misalnya ditularkan oleh dua jenis nyamuk Aedes, yakni Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Meski tampak mirip, kedua nyamuk Aedes ini memiliki tanda di punggung yang berbeda.
"Kalau aedes aegypti ada bercak putih di punggung, kalau aedes albopictus garis putih. Tempat mereka mengigit manusia juga berbeda. Kalau aedes aegypti di dalam rumah, sedangkan yang di luar rumah aedes albopictus," imbuh dia.
Ada pula jenis nyamuk Culex Quinquefasciatus atau juga disebut nyamuk rumah. Warnanya cokelat kemerahan. Nyamuk ini merupakan vektor penular penyakit kaki gajah.
"Aedes aegypti dan Aedes Albopictus berkembang di wadah yang bersih. Kalau Culex banyak berkembang biak di selokan yang airnya tergenang. Aktif menggigitnya di malam hari," imbuh dia.
Baca Juga: Wapres JK: Pulau Komodo Tidak Ditutup
Populasi nyamuk yang juga cukup banyak mengigit manusia adalah Anopheles. Nyamuk yang banyak ditemukan di persawahan atau pegunungan ini menjadi vektor penular penyakit malaria. "Di kota nggak ada nyamuk anopheles," imbuhanya.
Menurut drh Upik, meski sulit untuk diberantas, nyamuk-nyamuk vektor penular penyakit ini harus dikendalikan jumlahnya agar tidak mengganggu manusia.
Cara pengendaliannya pun bermacam-macam, termasuk melakukan 3M plus yakni menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk penular demam berdarah, dan melakukan upaya pencegahan lain, termasuk menggunakan produk anti nyamuk.
"Tapi yang perlu diperhatikan kalau di rumah kita melakukan 3M plus tapi tetangga kita tidak, ya percuma. Karena nyamuk akan datang kalau di rumah kita banyak orang. Apalagi nyamuk suka aroma CO2 yang dihasilkan manusia. Jadi kita semua harus aware," tandas dia.