Kenali, Beda Nyeri Dada Biasa dengan Gejala Serangan Jantung

Senin, 18 Februari 2019 | 19:01 WIB
Kenali, Beda Nyeri Dada Biasa dengan Gejala Serangan Jantung
Apa bedanya nyeri dada biasa dengan gejala serangan jantung? (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kenali, Beda Nyeri Dada Biasa dengan Gejala Serangan Jantung

Sering mengalami nyeri dada belum tentu tanda serangan jantung. Meski sama-sama ditandai dengan nyeri di bagian dada, gejala pada serangan jantung lebih khas dan disertai dengan keluhan lainnya.

Disampaikan dr. Ade Meidian Ambari Sp.JP selaku Perwakilan Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular (PERKI), nyeri dada tanda serangan jantung biasanya terasa seperti ditusuk dan kesemutan yang menjalar ke bagian leher seperti tercekik. Rasa nyeri ini berlangsung selama 20 menit secara terus menerus dalam kondisi tidak melakukan kegiatan apapun.

"Kalau nyeri karena naik dua lantai tapi ketika sudah santai hilang itu bukan gejala serangan jantung. Jadi ketika serangan itu tidak harus dipicu aktivitas, dalam kondisi diam pun terasa nyeri dada," ujar dr Meidian dalam temu media di Jakarta, Senin (18/2/2019).

Baca Juga: Prabowo Dituding Tak Paham Unicorn, Kubu Jokowi: Sudah Berumur

Gejala lain yang menyertai serangan jantung adalah gejala otonom seperti keringat dingin, mual, hingga muntah. Namun menurut dr Meidian, pada beberapa kelompok orang gejala serangan tampak tidak khas seperti sakit ulu hati yang menyerupai gejala maag.

Ilustrasi serangan jantung, dada sesak, nyeri dada. (Shutterstock)
Nyeri dada, serangan jantung atau bukan? (Shutterstock)

"Itu sebabnya disarankan kalau lebih dari 40 tahun lakukan medical check up," imbuh dia.

Dalam kondisi serangan jantung, waktu paling lama pasien mendapat penanganan reperfusi atau proses membuka aliran darah yang tersumbat adalah 12 jam.

Jika lebih dari itu maka pasien bisa mengalami kematian, atau pun jika bertahan akan mengalami komplikasi seperti gagal jantung.

"Semakin lama pasien datang, semakin buruk prognosisnya, yaitu masa depan pasien ini bisa gagal jantung atau bisa juga kena gangguan irama jantung. Kalau penyempitan lebih dari 70 persen pasien harus dilakukan pemasangan ring," tandas dia.

Baca Juga: Dilarang Merokok, Nardi Bunuh Istri dan Bayinya di Hadapan Mertua

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI