Suara.com - Presiden Trump baru saja melakukan tes kesehatan di tahun 2019. Hasil tes kesehatan menyebut secara klinis Presiden AS tersebut mengalami obesitas.
Dengan tinggi badan sekitar 190 cm, Presiden Trump memiliki berat badan 110 kg. Dengan rumus BMI berat badan (kg) dibagi tinggi badan (meter) pangkat dua, didapat angka BMI 30,4. Dilansir dari Men's Health, angka BMI di atas 30 digolongkan sebagai kondisi obesitas.
Berat badan Trump sendiri sudah bertambah sekitar 2 kg sejak tahun lalu. Dan ia juga dikabarkan telah meningkatkan dosis obat kolesterolnya. Tapi, meski secara klinis hasil tes kesehatan menunjukkan kondisi obesitas, tim kesehatan presiden menulis bahwa "Donald Trump dalam kondisi kesehatan yang sangat baik secara keseluruhan".
Sebelum hasil tes kesehatan diumumkan ke publik, dokter presiden Dr. Sean Conley membuat pernyataan tentang kesehatan Trump, "Laporan dan rekomendasi hasil tes kesehatan sedang diselesaikan, saya dengan senang hati mengumumkan bahwa Presiden Amerika Serikat dalam kondisi kesehatan yang sangat baik dan saya mengantisipasi dia akan tetap demikian selama masa kepresidenannya, dan seterusnya."
Baca Juga: Ahok Dikabarkan Menikah Hari Ini, Prasetio: Saya Enggak Dapat Undangnya
Tetapi, apakah bisa seseorang dalam kondisi kesehatan yang sangat baik sementara dirinya mengalami obesitas?
Ya, menjadi gemuk memang tidak selalu berarti kondisi kesehatan seseorang menjadi buruk. Beberapa peneliti merujuk pada "Fat but Fit Paradox," yang menunjukkan ini: Jika Anda adalah orang gemuk yang berada dalam kondisi sehat, risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular adalah 'tidak berbeda secara signifikan' dari orang lain yang memiliki berat badan normal.
Penelitian lain membuat sanggahan pada "Fat but Fit Paradox" ini, yang menunjukkan bahwa obesitas dapat menyebabkan masalah kardiovaskular, bahkan meski Anda berada dalam kondisi sehat sekarang.