WHO: Tingkat Kejadian Campak Meningkat Tiga Kali Lipat di Eropa

Senin, 11 Februari 2019 | 19:22 WIB
WHO: Tingkat Kejadian Campak Meningkat Tiga Kali Lipat di Eropa
WHO sebut kejadian campak di Eropa meningkat karena rendahnya cakupan vaksinasi. Kok bisa? ( shutterstock )
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - WHO: Tingkat Kejadian Campak Meningkat Tiga Kali Lipat di Eropa

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) kasus campak di Benua Eropa meningkat tiga kali lipat pada 2017 dan 2018 menjadi 82.596 kasus.

Jumlah tersebut tercatat menjadi angka tertinggi yang dicatat WHO selama satu dekade terakhir.

Meski tingkat vaksinasi meningkat, WHO mengatakan cakupan vaksin tidak cukup tinggi untuk mencegah peredaran virus campak di banyak negara.

Baca Juga: Setelah Videonya Viral, Siswa yang Tantang Guru di Gersik Tidak Mau Sekolah

Misal di Ukraina yang melaporkan jumlah kasus campak tertinggi pada tahun lalu, disusul oleh Serbia.

WHO juga mencatat lebih dari 90% kasus campak ada di 10 negara besar Eropa termasuk Prancis, Italia dan Rusia.

Campak sendiri merupakan virus yang sangat menular dan dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang serius termasuk infeksi paru-paru dan otak.

Total, ada 72 kasus kematian akibat campak di Eropa pada 2018, meningkat dari sebelumnya hanya 42 kasus pada 2017.

Negara-negara Eropa dengan jumlah kasus campak terbanyak dari Januari hingga Desember 2018 adalah:

Baca Juga: Dua Nama Cawagub DKI Diumumkan, Gerindra Sebut PKS Tidak Sopan

Ukraina (53.218)
Serbia (5.076)
Israel (2.919)
Prancis (2.913)
Italia (2.517)
Rusia (2.256)
Georgia (2.203)
Yunani (2.193)
Albania (1.466)
Rumania (1.087)

Mengapa ada wabah campak di Eropa?

Menurut data WHO, tingkat vaksinasi campak, gondok, dan rubela di Ukraina turun tajam selama beberapa tahun karena berkonflik Rusia. Pada 2016, tingkat vaksinasi hanya 31% atau yang terendah di dunia.

Pada akhir 2017, persentase anak-anak di Ukraina yang telah divaksinasi telah meningkat secara signifikan, menjadi sekitar 90% tetapi WHO mengatakan hal tersebut perlu dipertahankan untuk melindungi populasi dari wabah campak yang lebih lanjut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI