Awas! Implan Payudara Tingkatkan Risiko Kanker Langka Ini

Sabtu, 09 Februari 2019 | 10:22 WIB
Awas! Implan Payudara Tingkatkan Risiko Kanker Langka Ini
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika (FDA) menemukan peningkatan kasus kanker langka limfoma sel besar anaplastik (BIA-ALCL) terkait dengan penggunaan implan payudara. Menurut laporan yang dihimpun FDA, ditemukan 457 kasus kanker langka ini sejak 2010.

Jumlah ini terbilang kecil jika dibandingkan dengan jumlah penggunaan implan payudara yang diperkirakan mencapai 1,5 juta pasien. Seperti dilansir dari laman Medical Daily, BIA-ALCL bukan kanker payudara namun kanker yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang terbentuk di jaringan parut dekat lokasi implan.

FDA menyebut bahwa kasus kanker langka BIA-ALCL ini lebih banyak dialami perempuan yang memilih implan payudara bertekstur. Sebagai langkah pencegahan, FDA menyurati para dokter dan penyedia layanan implan payudara untuk meningkatkan kesadaran kaum hawa akan risiko tersebut.

"Ketika implan payudara ditempatkan dalam tubuh, mereka dimasukkan di belakang jaringan payudara atau di bawah otot dada. Seiring waktu, bekas luka berserat yang disebut kapsul, berkembang di sekitar implan, memisahkannya dari jaringan payudara dan membentuk tumor," demikian bunyi surat FDA.

Baca Juga: Keren! BLACKPINK Tampil Sebagai Pembuka Gelaran Grammy

Binita Ashar, seorang ahli bedah umum dan direktur Divisi Perangkat Bedah di Pusat FDA untuk Perangkat dan Kesehatan Radiologis, mengatakan pada pasien dengan implan payudara, kasus BIA-ALCL yang dilaporkan umumnya ditemukan berdekatan dengan implan itu sendiri dan terkandung dalam kapsul berserat. Kabar baiknya, karena tumbuh secara bertahap, kanker dapat diobati jika terdeteksi dini.

Untuk memastikan tidak ada penundaan pengobatan, FDA merekomendasikan pengujian laboratorium pada perempuan pengguna implan payudara yang mengalami gejala seperti pembengkakan, perubahan bentuk, benjolan, atau nyeri di sekitar implan payudara.

"Kami berharap informasi ini mendorong para penyedia dan pasien untuk melakukan imbauan sebelum pemasangan implan payudara," ujar Ashar.

Perempuan yang memiliki implan juga diimbau untuk melakukan skrining mamografi secara rutin. Dalam kasus implan silikon, skrining magnetic resonance imaging dapat membantu dalam mendeteksi silikon yang pecah di dalam payudara.

"Skrining ini direkomendasikan tiga tahun setelah operasi pemasangan implan dan diulang rutin setiap dua tahun setelahnya," kata Ashar.

Baca Juga: Derby Madrid Bakal Jadi Ujian Bagi Alvaro Morata

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI