Waspada, Main Gadget di Malam Hari Perburuk Kualitas Tidur dan Hidup Anak

Vika Widiastuti Suara.Com
Kamis, 07 Februari 2019 | 12:10 WIB
Waspada, Main Gadget di Malam Hari Perburuk Kualitas Tidur dan Hidup Anak
Anak balita sedang menonton di gadget. [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penggunaan gadget dalam beberapa hal bisa membantu aktivitas sehari-hari, tetapi tak bisa dipungkiri penggunaan gadget yang berlebihan juga berdampak negatif. Satu di antaranya bagi anak, yaitu bisa mengganggu kualitas tidur

Himedik Mengutip The New York Times, peneliti di Inggris telah mempelajari sebanyak 6.616 anak-anak, dengan usia rata-rata 12 tahun. Mereka menggunakan gawai atau gadget, seperti ponsel, tablet, e-reader, komputer, pemutar media portabel, televisi, atau konsol game, selama satu jam sebelum tidur.

Dalam penelitian itu, mereka mengisi kuesioner berisi 10 nomor untuk mengukur kekhawatiran, tekanan, fungsi sosial, dan faktor penentu lain dari kualitas hidup. Anak-anak itu juga melaporkan jam tidur mereka, butuh berapa lama untuk bisa tertidur, dan berapa lama mereka tidur.

Lebih dari dua pertiga peserta mengatakan, mereka menggunakan setidaknya satu gawai sebelum tidur. 

Baca Juga: Aktris Ini Disayat Tegak dan Melintang saat Bedah Sesar, Ini Sebabnya

Ilustrasi anak bermain gadget - (Pixabay/StockSnap)
Ilustrasi anak bermain gadget - (Pixabay/StockSnap)

Hasilnya, penelitian yang diterbitkan dalam Environment International ini menyebutkan, penggunaan gawai di malam hari dikaitkan dengan kondisi kurang tidur, baik karena sulit tidur dan bangun terlalu dini. Ponsel dan televisi pun menimbulkan 60 persen risiko lebih tinggi untuk bangun terlambat.

Selain itu, anak-anak yang bermain gadget sebelum tidur secara konsisten mendapat skor lebih rendah pada tes kualitas hidup. Penelitian ini juga menyatakan, menggunakan gawai di ruangan gelap menyebabkan buruknya kualitas tidur anak.

''Temuan ini perlu dikonfirmasi dalam studi selanjutnya,'' kata penulis utama, Michael O. Mireku, seorang dosen di University of Lincoln. ''Orang tua harus menyadari kemungkinan hubungan faktor-faktor ini.'' (HiMedik.com/Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI