Masih Lapar Setelah Makan? Ini 8 Hal yang Jadi Penyebabnya

Selasa, 05 Februari 2019 | 14:10 WIB
Masih Lapar Setelah Makan? Ini 8 Hal yang Jadi Penyebabnya
Emosi yang tak terkendali bikin makan berlebihan. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Masih Lapar Setelah Makan? Ini 8 Hal yang Jadi Penyebabnya.

Apakah Anda selalu merasa lapar, bahkan setelah menyantap makanan lezat? Apakah Anda selalu ngemil di antara waktu makan? Jika jawabannya adalah ya, Anda tidak sendirian. 

Beberapa orang cenderung merasa lapar sepanjang waktu. Dan walaupun kadang-kadang ada alasan medis untuk hal ini, seperti masalah tiroid atau sedang mengonsumsi antidepresan tertentu yang dikaitkan dengan peningkatan nafsu makan, sebagian besar penyebabnya juga bisa terjadi karena diet atau gaya hidup Anda.

Berikut adalah beberapa alasan mengapa Anda sering merasa lapar setelah makan dan apa yang harus Anda lakukan dengan gaya hidup Anda untuk membuat Anda merasa kenyang lebih lama, seperti mengutip Menshealth.

Baca Juga: Gunung Merapi Lima Kali Alirkan Lava Pijar pada Selasa


1. Anda tidak cukup tidur
Kurang tidur dapat mengganggu hormon pengatur nafsu makan, menurut laporan 2016 oleh American Heart Association. Ghrelin, hormon yang merangsang rasa lapar, bisa meningkat ketika Anda kurang tidur. Leptin, hormon yang menandakan rasa kenyang, bisa berkurang. 

Selain itu, semakin banyak jam yang Anda habiskan untuk bangun, semakin besar kemungkinan Anda untuk pergi mencari makanan ke kulkas. Ini semua bisa menjelaskan mengapa Anda selalu lapar.

Usahakan untuk tidur sekitar tujuh jam setiap malam, dan ingat bahwa cahaya biru dari perangkat Anda dapat memengaruhi tidur secara negatif. Buat aturan untuk tidak menyalakan layar di tempat tidur.


2. Anda mengganti makanan dengan minuman
Mengganti makanan dengan smoothie buah tidak akan membuat Anda kenyang lama. Jadi, jika Anda memulai setiap pagi dengan protein dari minuman, itu bisa menjelaskan mengapa Anda selalu lapar.

Alasannya adalah karena cairan akan dicerna di dalam perut Anda dalam waktu kurang dari satu jam, kata ahli gastroenterologi Scott D. Levenson, M.D., direktur Pusat Medis Perawatan Pencernaan di San Carlos, California. Sedangkan makanan padat membutuhkan dua hingga empat jam untuk habis dicerna. 

Baca Juga: Vihara di Bandung Kebakaran Saat Perayaan Imlek

Sebuah tinjauan studi tahun 2015 menemukan bahwa tingkat pemrosesan oral yang lebih tinggi (atau dikenal sebagai mengunyah per gigitan) pada waktu makan memengaruhi hormon usus, terkait dengan berkurangnya rasa lapar dan meningkatnya perasaan kenyang. 

3. Anda tidak benar-benar makan
Mungkin Anda tidak pernah menyukai sarapan. Atau jadwal kerja Anda yang sibuk membuat Anda melewatkan makan siang. Atau Anda hanya lupa untuk makan. Saatnya memprioritaskan waktu makan yang konsisten. 

Orang yang tidak makan tepat waktu, memiliki kualitas diet yang lebih buruk, dan melewatkan sarapan dikaitkan dengan asupan gula tambahan yang lebih tinggi, menurut sebuah studi tahun 2017 yang diterbitkan dalam Circulation. Penelitian yang sama menemukan bahwa sarapan juga mengurangi keinginan mengemil impulsif. Jika Anda sering lupa pada makan, ingatkan dengan alarm di ponsel Anda.


4. Anda minum terlalu banyak soda
Perlu alasan lain untuk mengurangi soda dari diet Anda? Soda, es teh manis, dan minuman manis lainnya penuh dengan sirup jagung fruktosa tinggi, yang dikaitkan dengan tingkat rasa kenyang yang lebih rendah, menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Yale.

Itu karena mengkonsumsi fruktosa menghambat kemampuan otak kita untuk memproses sinyal dari hormon leptin, hormon kenyang yang memberi tahu kita ketika kita sudah cukup makan. Sehingga dapat menipu otak kita untuk menginginkan lebih banyak makanan, bahkan ketika kita kenyang. 

5. Makan makanan kaleng atau plastik
Banyak wadah makanan dan minuman plastik mengandung bahan kimia bisphenol-A, atau BPA. Food and Drug Administration mengatakan bahwa tingkat BPA yang rendah masih cukup aman pada kita, tetapi penelitian telah menunjukkan bahwa BPA dapat mempengaruhi lingkar pinggang kita. 

Menurut sebuah studi dari 2014, BPA mengubah kadar hormon leptin dan ghrelin, yang mengendalikan rasa lapar dan kenyang. Lonjakan kadar hormon ini dapat menyebabkan Anda untuk mengemil makanan, yang pada gilirannya dapat menyebabkan kenaikan berat badan.


6. Tidak makan cukup makan sayuran hijau
Sayuran hijau kaya akan vitamin K, nutrisi pengatur insulin yang membantu menghilangkan keinginan mengemil. Lelaki harus mendapatkan setidaknya 120 mikrogram vitamin K sehari, yang setara dengan sekitar satu cangkir kale.


7. Tidak minum teh yang cukup
Menurut sebuah penelitian dalam Journal of American College of Nutrition, orang yang minum satu cangkir teh hitam setelah makan makanan tinggi karbohidrat menurunkan kadar gula darah mereka sebesar 10 persen selama beberapa jam setelah makan, yang berarti mereka tetap kenyang lebih lama.

Perlu alasan lain untuk beralih dari kopi ke teh? Sebuah studi tahun 2017 dari UCLA memiliki hasil yang serupa, dengan para peneliti, mereka berhipotesis bahwa menghirup teh hitam dapat menyebabkan perubahan mikrobioma usus yang dapat membantu menurunkan berat badan.


8. Tidak minum cukup air
Dehidrasi sering meniru perasaan lapar. Itu karena hipotalamus, bagian otak yang mengatur rasa lapar dan haus, dapat mengirimi Anda pesan-pesan campuran ketika Anda super haus, membuat Anda berpikir bahwa Anda membutuhkan camilan walaupun Anda benar-benar hanya membutuhkan segelas air.

Jika Anda baru saja makan makanan besar dan Anda masih merasa lapar, minumlah segelas air. Anda mungkin akan menemukan bahwa Anda sebenarnya tidak benar-benar membutuhkan tambahan camilan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI