Gara-gara Efek Samping Obat Jerawat, Seorang Pria Bunuh Diri

Vika Widiastuti Suara.Com
Selasa, 05 Februari 2019 | 14:01 WIB
Gara-gara Efek Samping Obat Jerawat, Seorang Pria Bunuh Diri
Ilustrasi bunuh diri. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Masalah jerawat tak jarang membuat orang merasa jengkel. Jadi, tak heran banyak orang yang melakukan segala hal untuk menghilangkannya, mulai dari membeli krim khusus hingga melakukan perawatan yang tak murah.

Bahkan, terungkap satu kejadian di Colchester, Inggris, seorang pria bunuh diri setelah menderita jerawat.

Namun ini bukan karena stres, depresi atau bahkan rasa malu, melainkan akibat efek obat jerawat yang dikonsumsinya, menurut laporan dailymail.

Pada bulan Mei 2017, satu keluarga sangat terpukul ketika mengetahui putra mereka yang berusia 21 tahun meninggal karena mengonsumsi obat Roaccutane.

Baca Juga: Depresi Dapat Merusak Kehidupan Seks, Begini Cara Mengatasinya

Luke Reeves bunuh diri setelah obat jerawat yang diminumnya mengubah kepribadiannya. Mereka mengatakan dia menjadi tidak rasional, lesu dan akhirnya bunuh diri.

Mereka percaya perubahan dalam kepribadiannya adalah akibat efek samping obat yang telah lama ia konsumsi.

Ilustrasi bunuh diri. (pixabay/HASTYWORDS)
Ilustrasi bunuh diri. (pixabay/HASTYWORDS)

Luke mengonsumsi Roaccutane selama empat bulan ketika dia berusia 16 tahun. Dalam kemasan obat tersebut telah ditulis peringatan berupa efek sampingnya yakni depresi dan perubahan suasana hati

Namun, orang tuanya mengatakan perubahan karakternya permanen. Ibunya, Ny Reeves (45) mengatakan, "Ada banyak hal kecil yang menjadi efek samping dari obat-obatan itu.

'Dia tidak bisa berkonsentrasi dan menjadi obsesif serta kompulsif. Dia tidak rasional. Dia menjadi sensitif terhadap suhu tinggi dan saya membawanya untuk dites diabetes karena dia sangat haus.'

Baca Juga: Studi : Makan Bersama Keluarga Bisa Hilangkan Depresi

Luke pertama kali mencoba bunuh diri pada musim panas lalu dan kemudian di bulan Oktober. Dia berada di unit perawatan intensif selama sembilan hari sebelum dipindahkan sementara ke unit Kesehatan Mental Lakes di Colchester.

Dia bunuh diri pada bulan April 2017 dan pemeriksaannya ditunda pada bulan berikutnya.

Badan pemerintah Otoritas Peraturan Obat dan Kesehatan, telah meninjau keamanan obat tersebut, tetapi mengatakan hasilnya tidak meyakinkan.

Namun, disarankan pasien untuk menghubungi dokter segera jika mereka mengalami gangguan kejiwaan. Produsen obat Roche merilis pernyataan terkait bunuh diri tragis yang dialami Reeves.

Mengomentari situasi tersebut, Dr. Rav Seeruthun, Direktur Medis di Roche, mengatakan, "Kami sangat sedih mendengar tentang Luke dan menyampaikan simpati kami kepada keluarganya selama masa berduka itu."

Berbicara soal dampak Roaccutane, yang dikenal di industri ini sebagai isotretinoin, ia menambahkan, “Kami menyadari bahwa jerawat parah dapat menyebabkan perubahan suasana hati, harga diri dan pada beberapa penderita menyebabkan depresi.

"Inilah sebabnya mengapa informasi tentang isotretinoin penting karena beberapa pasien mungkin mengalami perubahan suasana hati, termasuk peningkatan depresi."

'Dan sementara penulis mengakui beberapa keterbatasan dalam penelitian mereka, sebuah studi retrospektif yang diterbitkan di BMJ pada 2010 tidak membangun hubungan antara isotretinoin dan peningkatan risiko bunuh diri yang diamati," tambahnya.

(HiMedik.com/Yuliana Sere)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI