Update DBD 4 Februari 2019: Infeksi 16.692 Jiwa, 90 persen Diderita Anak

Senin, 04 Februari 2019 | 16:39 WIB
Update DBD 4 Februari 2019: Infeksi 16.692 Jiwa, 90 persen Diderita Anak
Nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus yang menularkan virus dengue. (Sumber: Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Update DBD 4 Februari 2019: Capai 16.692 Jiwa, 90 persen Diderita Anak

Data yang dihimpun Kementerian Kesehatan per 3 Februari 2019 kemarin menunjukkan angka kasus demam berdarah dengue (DBD) yang telah mencapai 16.692 jiwa. Angka ini dilaporkan dari 34 provinsi. Sementara untuk kasus kematian mencapai 169 orang.

Disampaikan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Anung Sugihantono, hingga saat ini kasus tertinggi masih berada di Jawa Timur sebanyak 3074 kasus dengan jumlah kematian 52 orang. Sementara untuk rentang usianya, kasus terbanyak dialami anak-anak berusia di bawah 15 tahun.

"Sampai kemarin hampir 90 persen kasus diderita anak usia 15 tahun ke bawah. Lebih spesifik lagi di usia 5-9 tahun," ujar Anung di Kementerian Kesehatan, Senin (4/2/2019).

Baca Juga: Bantu WNI Ledakkan Gereja Filipina, Otak Teror Bom Gereja Serahkan Diri

Menurut Anung, ada beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan yakni perilaku hidup bersih dan sehat. Lebih spesifik, masyarakat harus memastikan tidak ada jentik nyamuk di lingkungan tempat tinggalnya.

"Hindari gigitan nyamuk. Orangtua harus menjaga anak anak yang bermain di sekitar sekolah, masjid, musola atau tempat yang ada penampungan air yang tidak digunakan hari sabtu, minggu karena bisa ditemukan jentik nyamuk," ujar dia.

Anung juga meminta masyarakat untuk memperhatikan titik-titik di lingkungan tempat tinggalnya yang mungkin dapat menjadi perkembangbiakan jentik nyamuk. Selain itu pastikan menggunakan anti nyamuk untuk menghindari gigitan nyamuk karena nyamuk bisa terbang sejauh 200 meter.

"Saya mendapat laporan Kepala Dinas Provinsi dan Bupati Kediri, yang menarik jentik nyamuk ada di pagar rumah karena sebagian rumah di desa pagarnya masih pakai bambu. Sehingga 3M plus harus jadi perhatian," ujarnya mengimbau.

Baca Juga: Indonesia Butuh Entrepreneur yang Punya Keahlian Bukan dari Warisan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI