Suara.com - Memasuki usia enam bulan, orangtua akan menghadapi tantangan baru dalam pengasuhan anak, yakni pemberian makanan pendamping ASI atau MPASI. Meski telah banyak informasi yang bisa didapat seputar pemberian MPASI, nyatanya banyak orangtua yang keliru saat memberikan buah hatinya makanan padat untuk pertama kali. Nah, agar BB anak ideal, ada syarat pemberian MPASI yang harus diperhatikan.
Disampaikan DR. Dr. Conny Tanjung, Sp.A(K), ada beberapa syarat yang harus dipenuhi ketika akan memberikan makanan pendamping ASI. Pertama, kata dia, adalah tepat waktu. Anak hanya boleh diberikan MPASI ketika berusia enam bulan. Hal ini tentunya sudah disesuaikan dengan kematangan ginjal dan saluran cerna anak.
"Lehernya juga harus sudah tegang, kalau belum bisa menyangga kepalanya nanti susah untuk makan. Lalu diberikan ketika ASI-nya memang sudah tidak mencukupi sebagai sumber nutrisi utama bayi," ujar dia dalam temu media di Jakarta, Selasa (29/1/2019).
Kriteria kedua, kata dr. Conny, adalah harus adekuat. Dalam artian nutrisi yang diberikan pada menu MPASI harus mengandung protein, mikronutrien, lemak, dan karbohidrat yang cukup. Dr. Conny mengamati bahwa banyak ibu-ibu yang memberi anaknya menu MPASI 4 bintang namun hanya ada karbohidrat dan sayuran.
Baca Juga: Lihat Peta Persaingan, e-Sports Indonesia Revisi Target SEA Games 2019
Padahal, komponen yang harus ada di MPASI antara lain karbohidrat, protein hewani dan ikan, makanan mengandung susu, kacang-kacangan, buah sayur dan lemak.
"Menu 4 bintang boleh, tapi harus ada kelompok karbohidrat, protein, dan lemaknya. Kalau menu 4 bintang, tapi jenisnya satu karbohidrat, tiga sayur itu salah. Sayur memang untuk dewasa oke, tapi anak butuh protein dan lemak untuk tumbuh," ujar dia.
Syarat ketiga, MPASI harus diberikan secara aman dan hiegenis. Pastikan bahan-bahan untuk pembuatan MPASI aman untuk anak dan terbebas dari bakteri. Terakhir, MPASI harus diberikan secara responsif sesuai dengan sinyal lapar dan kenyang anak.
"Kalau anak sudah kenyang jangan dipaksa. Nanti dia akan nangis karena merasa dipaksa dan trauma dengan pola pemberian makanan," tandas dia.
Baca Juga: DBD Mulai Mengancam, Sejumlah Kota Besar Masuk Fase Waspada