Stunting Bisa Dicegah dengan ASI Eksklusif

Vania Rossa Suara.Com
Jum'at, 25 Januari 2019 | 11:36 WIB
Stunting Bisa Dicegah dengan ASI Eksklusif
Ilustrasi tinggi badan anak. [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Stunting Bisa Dicegah dengan ASI Eksklusif.

Selama lebih dari setengah abad, Indonesia memperingati Hari Gizi Nasional yang jatuh pada tanggal 25 Januari setiap tahunnya.

Masih dalam rangkaian Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019, masalah stunting (pendek/kerdil) menjadi prioritas utama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Stunting atau terganggunya pertumbuhan yang menyebabkan anak memiliki tubuh yang lebih pendek dibandingkan dengan anak-anak seusianya, bisa jadi merupakan salah satu indikator terganggunya pertumbuhan anak.

Baca Juga: Setelah Jalani Bedah Sesar, Wanita Ini Alami Muntah Feses Selama 4 Hari

Masalah kekerdilan ini harus segera ditangani, apalagi jika anak masih berusia di bawah dua tahun. Jika terlambat ditangani, stunting tidak bisa dipulihkan.

Stunting terjadi akibat kurangnya asupan nutrisi pada bayi bahkan sejak saat masih di dalam kandungan. Menurut WHO, kondisi ini terjadi pada 20 persen kasus kehamilan.

Ibu yang mengonsumsi makanan kurang sehat membuat janin tidak mendapatkan nutrisi yang cukup untuk tumbuh kembangnya. Akibatnya, hal ini pun berlanjut setelah kelahiran.

Di Indonesia, menurut Riskesdas tahun 2013, seperti tertulis dalam laman Kementerian Kesehatan RI, terdapat sekitar 30,8 persen kasus stunting yang terjadi. Hal ini melebihi ambang batas yang seharusnya berada di angka tertingginya, yaitu 20 persen.

Lantas bagaimana mencegah stunting? Pada Hari Gizi Nasional ke-59 ini, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengambil tema “Keluarga Sadar Gizi, Indonesia Sehat dan Produktif” dalam upaya perbaikan gizi masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Maia Estianty Nenteng Tas Seharga KPR 15 Tahun, Warganet Pengen Nangis

Upaya-upaya yang dilakukan memang berfokus pada pendekatan keluarga, mengingat keluarga adalah lingkungan pertama yang dikenalkan kepada sang bayi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI