Perempuan Ini Nyaris Kehilangan Nyawa Akibat Benjolan di Bahu, Kok Bisa?

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Kamis, 24 Januari 2019 | 07:10 WIB
Perempuan Ini Nyaris Kehilangan Nyawa Akibat Benjolan di Bahu, Kok Bisa?
Seorang perempuan nyaris kehilangan nyawa karena benjolan di bahu. [Shutterstok]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perempuan Ini Nyaris Kehilangan Nyawa Akibat Benjolan di Bahu, Kok Bisa?

Seorang perempuan nyarsi kehilangan nyawa gara-gara benjolan di bahu. Dikira bekas gigitan laba-laba, benjolan di bahu tersebut menghitam dan seketika perempuan tersebut merasa lemah.

Mary (bukan nama sebenarnya, -red) mendapati ada dua benjolan kecil di bahunya yang mirip gigitan laba-laba usai membersihkan ruang bawah tanah rumahnya.

Keesokan harinya ketika bangun tidur, Mary merasakan hanya disentuh saja, benjolan itu terasa sakit luar biasa.

Baca Juga: Marko Simic Resmi Perpanjang Kontrak 4 Tahun di Persija

"Benjolan itu terasa sangat sakit dalam waktu 12 jam sejak aku melihatnya di bahuku. Disentuh sedikit saja rasanya sangat menyakitkan, seperti pisau yang menusuk ketika ditekan," katanya, dikutip HImedik dari Reader's Digest.

Dokter pun kemudian meresepkan antibiotik. Tetapi ketika bangun di hari ketiga pasca munculnya benjolan, ia berkeringat deras dan tidak bisa bangun dari tempat tidur.

Dua benjolan kecil di punggungnya telah membesar seukuran dolar perak dan menghitam. Di hari ke-empat, benjolan di bahu Mary meletus. Saat dia duduk di ruang tunggu kantor dokter, bajunya pun menempel pada luka yang mengalirkan darah itu.

Ketika dokter memeriksa Mary lagi, Mary diminta untuk menunggu satu hari lagi untuk melihat apakah bintik-bintik itu akan membesar. Namun, saat dokter meninggalkan ruangan, perawat menarik Mary dan mendesaknya untuk langsung pergi ke UGD.

"Dia menyelamatkan hidupku, ia mengatakan kepadaku bahwa benjolan itu semakin besar, hitam, dan agresif. Untung ada dia di sana," ungkap Mary.

Baca Juga: Berapa Waktu yang Diperlukan Orang Indonesia untuk Menyicil iPhone?

Mary pun segera diperiksa staf UGD, yang kemudian mulai melakukan tes. Saat itulah Mary mendapat kabar mengejutkan: dari darahnya terungkap bahwa infeksi staph serius telah memasuki aliran darahnya dan ia dalam keadaan sepsis, atau tubuhnya bereaksi terhadap infeksi parah.

Dia mengalami gejala-gejala demam, tekanan darah rendah, detak jantung yang cepat, dan kebingungan. Biasanya, mereka yang berisiko tertinggi terhadap sepsis berusia di atas 65 tahun atau memiliki masalah medis kronis seperti kanker, diabetes, atau kondisi yang melemahkan sistem kekebalan tubuh.

Ilustrasi infeksi bakteri penyebab gonore. [Shutterstock]
Ilustrasi bakteri penyebab infeksi. [Shutterstock]

Namun, Mary masih jauh dari usia 65 tahun dan kondisi kesehatannya bagus. Kasus ini menunjukkan bahwa siapa pun dapat mengalami reaksi yang mengancam jiwa ini.

Bakteri yang menyebabkan sepsis pada Mary, yakni Staphylococcus aureus, sudah biasa muncul pada siapa pun dan dapat menyebabkan bisul serta infeksi kulit kecil lainnya. Bagi beberapa orang, infeksi itu menyebabkan masalah besar, bahkan kematian.

"Aku masih tidak tahu bagaimana aku tertular infeksi staph, tetapi kalau ingat saat itu, harusnya aku mendengarkan semua alarm di kepalaku, yang mengatakan ada sesuatu yang tidak beres," kata Mary.

Selama tiga hari sebelum keluar dari rumah sakit, Mary terus diobati dengan intravena antibiotik. Dia juga harus minum dua antibiotik kuat selama sepuluh hari tambahan untuk membersihkan infeksi.

"Kita harus mendengarkan tubuh kita. Tubuh memberi tahu kita saat kita membutuhkan bantuan," tutupnya. (Himedik/Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI