“Kandungan asam amino pada protein hewani lengkap. Sedangkan protein nabati, asam aminonya kurang lengkap. Protein hewani boleh digabung dengan protein nabati, asal selengkap asam amino esensial pada ASI," tambah dia.
Dr. dr. Damayanti mengkritisi tren pemberian puree sayur dan buah, atau tepung-tepung organik berbasis nabati. Menurutnya, makanan dengan sumber tunggal seperti ini tidak mencukupi kebutuhan nutrisi anak. Boleh saja memberikan puree buah atau sayur, tapi harus ada protein hewani.
"Susu dan telur adalah sumber protein hewani yang paling baik. Diikuti dengan produk susu, unggas, ikan, hati, dan daging. Jadi, sumber hewani tidak harus mahal. Anak bisa diberi telur, hati ayam, dan berbagai jenis ikan lokal yang harganya relatif terjangkau," imbuh dia.
Dr. dr. Damayanti menganjurkan pemberian sumber pangan hewani seperti susu atau telur 1 butir per hari untuk mencegah maupun mengatasi stunting. Dengan perbaikan nutrisi, termasuk pemberian susu, kasus stunting di desa tersebut berhasil diturunkan.
Baca Juga: Janda Inah Dibakar di Atas Kasur, Tete: Saya Kebagian Perkosa Mayatnya
“Di awal, stunting ditemukan sebesar 17 persen. Setelah tiga bulan, membaik jadi 9 persen," tandas dia.