Pria Ini Tak Bisa Telan Air Liur Seusai Makan Pizza Roll, Kok Bisa?

Vika Widiastuti Suara.Com
Selasa, 22 Januari 2019 | 08:40 WIB
Pria Ini Tak Bisa Telan Air Liur Seusai Makan Pizza Roll, Kok Bisa?
Ilustrasi dokter memeriksa kesehatan mulut pasien. [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Seorang pria berusia 32  tahun yang tak ingin disebutkan namanya, dikabarkan tak bisa menelan air liur setelah makan pizza roll. Pria itu lantas memutuskan untuk memeriksakan dirinya ke Rumah Sakit Universitas New Mexico

Dia mengatakan kepada dokter bahwa ada sesuatu yang tersangkut di tenggorokannya. Ia menjelaskan sensasi seperti ini telah ia rasakan sebelumnya tetapi bisa hilang dengan sendirinya.

Melansir dari newsweek, untuk mengungkap apa yang menyumbat tenggorokan pria tersebut, tim medis melakukan pemeriksaan endoskopi, di mana kamera dimasukkan ke dalam tubuh.

Mereka mendapati tenggorokannya tersumbat dengan makanan yang setengah dicerna.

Baca Juga: Idap Kanker Otak, Mantan Model Mengaku Dicampakkan Pacar Jelang Pernikahan

Setelah membersihkan pizza, tim medis memperhatikan bahwa di tenggorokannya terdapat radang. Ini adalah ciri khas kelainan imun yang disebut esofagitis eosinofilik namun sering disalahartikan dengan penyakit gastroesophageal reflux.

Dokter meresepkan pria itu dengan omeprazole, obat yang digunakan untuk gastroesophageal reflux.

Karena itu tidak meringankan gejalanya, dokter menyimpulkan pasien menderita esophagitis eosinofilik dan menawarinya fluticasone obat antiinflamasi.

Dia juga diberitahu untuk tidak mengonsumsi gandum, susu, kedelai, kacang-kacangan, telur, dan makanan laut.

Esofagitis eosinofilik merupakan tempat sel darah putih eosinofil terjadi di kerongkongan, di mana biasanya tidak ada.

Baca Juga: 5 Makanan yang Dilarang Dimakan dalam Kondisi Mentah

Sebagian besar kasus terjadi pada orang atopik atau mereka yang memiliki riwayat keluarga alergi atau asma atau kondisi seperti rinitis alergi dan eksim.

Kondisi ini dapat memicu berbagai gejala pada kelompok umur yang berbeda. Anak-anak mungkin mengalami sakit perut muntah dan sulit menelan. Remaja dan orang dewasa mungkin mengalami kesulitan makan makanan padat.

Dalam sebuah kasus yang dilaporkan dalam Jurnal Gastroenterologi Saudi pada tahun 2009, seorang bocah sembilan tahun dari Arab Saudi berulang kali merasa seolah-olah makanan tersangkut di dadanya selama setahun.

Gejalanya mereda setelah dia minum cairan. Namun setelah itu, bocah itu enggan makan makanan padar dan berat badannya turun menjadi 21 kg dengan tinggi 122 cm.

"EoE (eosinophilic esophagitis) adalah gangguan yang kompleks," American Academy of Allergy, Asthma, dan Immunology menyatakan di situs webnya.

"Sangat penting bagi pasien untuk mendapat saran dari ahli gastroenterologi dalam mengelola EoE dan mencari tahu kapan endoskopi diperlukan untuk memeriksa dan melihat apakah kondisinya semakin baik atau lebih buruk."

HiMedik.com/Yuliana Sere

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI