Hillary Duff Makan Plasenta Setelah Melahirkan, Ini Fakta Soal Plasentofag

Selasa, 15 Januari 2019 | 12:20 WIB
Hillary Duff Makan Plasenta Setelah Melahirkan, Ini Fakta Soal Plasentofag
Ilustrasi perempuan melahirkan memakan plasenta atau disebut plasentofag. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Plasentofag ibu yang paling sering disebut dengan istilah sederhana memakan plasenta tak lama setelah kelahiran kini tengah menjadi topik hangat di dunia kedokteran dan budaya populer.

Meski masih pro dan kontra, sejumlah nama-nama populer pernah melakukannya, seperti Tamera Mowry, Mayim Bialik, dan Alicia Silverstone, serta, yang terbaru adalah akrtis dan penyanyi asal Amerika Hilary Duff dilansir Scarymommy.

Perempuan yang telah memiliki dua orang anak ini mengungkapkan keputusannya untuk makan plasenta. Uniknya, Hillary menjadikan plasenta ke bentuk smoothie dan disimpan menjadi es batu untuk penggunaan lebih lanjut.

"Aku belum pernah merasakan smoothie yang menyenangkan sejak aku berumur 10 tahun. Biasanya smoothie dipenuhi dengan kalori, jus dan buah-buahan dan semuanya lezat," ujar dia.

Baca Juga: Polisi Tangkap Mucikari Vanessa Angel yang Buron, 1 Lagi Masih Berkeliaran

Banyak orang ingin menelan plasentanya, karena percaya plasenta dikemas penuh dengan zat besi dan vitamin B6 dan B12. Beberapa juga berteori bahwa kehadiran estrogen dan progesteron dalam plasenta dapat membantu untuk memerangi depresi pascapersalinan dan kondisi mood pascapersalinan lainnya. Jadi pada dasarnya, pendukung melihatnya seperti makanan super preventif.

Meskipun ini dilihat sebagai hal yang aneh, ada beberapa pendapat yang tetap setuju pada kebaikan plasenta. Ada beberapa cara untuk menelannya. Cara yang paling umum adalah mendehidrasi dan memasukkannya ke dalam pil.

Beberapa, seperti Hillary Duff, memasukkannya ke dalam smoothie atau es batu, yang lain digiling menjadi bubuk, dan jika Anda ingin lebih mudah, Anda bisa memasaknya dan memakannya utuh.

Namun apa yang dikatakan oleh medis terkait hal ini? 

Pada 2017, Center for Disease Control and Prevention (CDC) merilis laporan yang mengatakan tidak ada protokol resmi yang menyatakan plasenta dapat dikonsumsi. Mereka mengutip seorang perempuan di Oregon yang menularkan infeksi serius pada anaknya setelah plasenta yang terkontaminasi dienkapsulasi.

Baca Juga: Perempuan Harus Tahu, Ini Tips Nyaman Pakai High Heels

Akibatnya, bayi mengalami kelompok B Streptococcus agalactiae (GBS) dan membutuhkan dua kali rawat inap terpisah. CDC mencatat kemungkinan kerabat telah menularkan kondisi tersebut kepada bayi yang baru lahir. Tetapi ketika diuji, sampel plasenta memberikan hasil positif untuk GBS juga.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI