Serangan Jantung Bisa Dipicu Gara-Gara Pendapatan Menurun

Rabu, 09 Januari 2019 | 13:20 WIB
Serangan Jantung Bisa Dipicu Gara-Gara Pendapatan Menurun
Ilustrasi pendapatan.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Permasalahan uang merupakan sumber dari kecemasan yang dialami banyak orang. Bahkan studi terkini menyebutkan bahwa memiliki sedikit uang dapat memiliki efek negatif bagi kesehatan jantung. Dalam studi terkini yang dipublikasikan dalam jurnal Circulation terhadap hampir 4.000 orang selama 15 tahun, ditemukan bahwa pendapatan yang menurun dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami serangan jantung.

Untuk mengarah pada temuan ini, peneliti menganalisis penghasilan responden di awal penelitian beserta catatan medis mereka untuk masalah jantung dan kematian. Selama masa studi, para peneliti menemukan bahwa orang-orang yang mengalami penurunan pendapatan berisiko dua kali lipat lebih sering mengalami masalah jantung, dan hampir dua kali lipat mengalami risiko kematian dini, dibandingkan mereka yang memiliki pendapatan lebih stabil.

Sebagian besar ketidakstabilan pendapatan dihasilkan dari periode menganggur atau pemotongan gaji setelah berganti pekerjaan. Para peneliti juga menemukan bahwa orang yang kehilangan 25 persen atau lebih dari pendapatan mereka dikaitkan dengan risiko lebih besar mengidap serangan jantung, stroke dan gagal jantung, serta kematian dini.

"Kami berasumsi bahwa penurunan pendapatan atau perubahan pendapatan mungkin tidak baik untuk kesehatan, mengingat hal ini dapat memicu stres. Tetapi kami terkejut dengan besarnya efek yang kami lihat, terutama pada populasi yang relatif lebih muda," kata Tali Elfassy, asisten profesor epidemiologi di departemen ilmu kesehatan masyarakat di University of Miami.

Baca Juga: Kabur Pakai Mobil, Petugas Kejari Luka Saat Tangkap Buronan Wisnu Wardhana

Beberapa penelitian sebelumnya juga menunjukkan hubungan yang kuat antara stres yang dapat dipicu oleh perubahan pendapatan dengan efek buruk pada jantung. Kondisi stres dapat berkontribusi pada obesitas, yang merupakan faktor risiko penyakit jantung, serta tekanan darah tinggi.

"Penghasilan rendah juga dapat memainkan peran. Begitu juga dengan status sosial ekonomi yang lebih rendah juga dikaitkan dengan kesehatan jantung yang lebih buruk, karena orang-orang dengan pendapatan rendah atau tidak stabil cenderung lebih banyak merokok, berolahraga lebih jarang yang semuanya dapat menambah risiko masalah jantung," tambah Elfassy.

Bagaimanapun juga kemampuan dalam mengatasi stres bisa menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kesehatan jantung. Anda bisa rutin berolahraga atau berjalan-jalan kaki setiap hari untuk mengurangi tekanan dari jumlah pendapatan yang tidak stabil.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI