Suara.com - Stres bisa dialami siapa saja, termasuk ibu hamil. Bahayanya, stres yang dialami ibu hamil tak hanya merugikan dirinya, namun juga mengganggu perkembangan janin yang ada di dalam kandungan.
Dr. Thomas Verny dari Association for Prenatal and Perinatal Psychology and Health (APPPAH) mengatakan stres yang dialami ibu hamil bisa berdampak buruk layaknya ibu hamil yang merokok atau minum alkohol.
"Semua yang dialami, dipikirkan, dan dirasakan ibu hamil dikomunikasikan melalui neurohormon kepada anaknya. Begitu pula ketika mengonsumsi alkohol dan nikotin", ungkapnya, dikutip dari Medical Daily.
Sementara itu, Deepak Chopra, M.D., juga memberikan pernyataannya terkait hal ini. Menurutnya, pikiran yang sang ibu rasakan disebut emosi.
Baca Juga: Manajer Sudah Menunjuk Tim Kuasa Hukum Baru untuk Vanessa Angel
"Ketika seorang ibu hamil cemas, stres atau dalam keadaan yang menakutkan, hormon stres dilepaskan ke aliran darahnya menembus plasenta ke bayi," imbuhnya.
Pikiran-pikiran seperti ini sering menjadi penyebab utama dari stres dan rasa takut. Chopra menambahkan bahwa stres mengaktifkan sistem endokrin janin dan memengaruhi perkembangan otaknya.
Anak-anak yang lahir dari ibu yang sering stres saat hamil cenderung memiliki masalah perilaku di kemudian hari.
Verny menambahkan, penelitian menunjukkan ibu di bawah tekanan ekstrem dan konstan lebih cenderung memiliki bayi yang prematur, berat badan di bawah rata-rata, hiperaktif, dan mudah tersinggung.
Sementara itu ahli biologi sel dan neuroscientist, Bruce Lipton, Ph.D. menjelaskan, ketika melewati plasenta, hormon seorang ibu yang mengalami stres kronis akan mengubah distribusi aliran darah di janinnya dan mengubah karakter fisiologi anak yang sedang berkembang.
Baca Juga: Jual Ginjal Demi iPhone, Lelaki Ini Jadi Lumpuh Seumur Hidup
Di sisi lain, menurut Verny, emosi positif pada ibu bisa meningkatkan kesehatan janin.
Ketika ibu merasa gembira, tubuh memproduksi bahan kimia alami yang disebut endorfin dan enkephalin. Begitu pun ketika kamu merasa damai dan santai, kamu melepaskan bahan kimia yang mirip dengan obat penenang.
"Ini membuat sistem saraf bayi bekerja dengan lancar. Ketika kamu merasa tenang, bayi dapat tumbuh dengan damai," ungkap Chopra.
Untuk itu, Anda perlu melakukan meditasi atau sekadar menutup mata dan menarik napas dalam-dalam selama 5 sampai 10 menit untuk merilekskan pikiran sehingga terbebas dari rasa stres dan takut.