Suara.com - Hubungan antara berat badan dan risiko diabetes kian terkuak. Studi terbaru dari Swedia menyebut berat badan saat puber dan remaja berpengaruh terhadap lonjakan risiko diabetes saat dewasa pada pria.
Dilansir Channel News Asia, Dr Jenny Kindblom dari University of Gothenburg melakukan studi dengan mengukur indeks massa tubuh (IMT) 36.176 pria saat berumur 8 tahun, 20 tahun, dan 30 tahun.
Secara umum, 6,2 persen partisipan kegemukan di usia 8 tahun. Sementara di usia 20 tahun, ada 7,4 persen yang mengalami kegemukan. Selama studi berlangsung, 1.777 partisipan didiagnosis mengalami diabetes.
Setelah dianalisis, hasil studi menemukan bahwa pria yang kegemukan saat remaja mengalami pelonjakan risiko diabetes yang signifikan, hingga 4 kali lebih tinggi, saat dewasa.
Baca Juga: BNPB Prediksi 2.500 Bencana Akan Terjadi di Tahun 2019
Dr. Elif Arioglu Oral, pakar diabetes dari University of Michigan yang tidak terlibat dalam penelitian, mnegatakan pengaruh berat badan saat anak-anak dan remaja terhadap risiko diabetes saat dewasa terlihat jelas.
Hal ini menurutnya, harus menjadi perhatian orang tua agar kegemukan tidak berlanjut sampai dewasa, yang bisa membuka pintu untuk masuknya penyakit-penyakit kronis lain.
"Jika anak-anak dan remaja memiliki indeks massa tubuh tinggi, maka intervensi harus dilakukan agar berat badannya ideal, sehingga memutus risiko diabetes," tuturnya.