Suara.com - Jumlah korban akibat tsunami Selat Sunda terus bertambah, kali ini sudah terupdate sebanyak 430 orang meninggal dunia 1.495 orang luka-luka, 21.091 orang mengungsi pasca tsunami Selat Sunda.
Bencana ini terjadi pada Sabtu (22/12/2018) sekitar pukul 21.30 WIB.
"Sebanyak 430 meninggal dunia, 1.495 orang luka-luka, sementara yang mengungsi 21.091 orang," kata Juru Bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB, Sutopo, di kantor BNPB, Jakarta, Rabu (26/12/2018).
Peristiwa ini membuat warga di pesisir pantai Anyer, Kabupaten Serang panik. Kepanikan juga terjadi di lingkungan warga Kecamatan Pulomerak, Kota Cilegon.
Baca Juga: Sebelum Setop Konser Sheila On 7, Polisi Berkali-kali Peringatkan Panitia
Psikolog Fath Fatheya, M.Psi, menjelaskan bencana alam memang memiliki dampak psikologis yang luar biasa pada individu dan tentunya berpotensi menyebabkan seseorang kehilangan secara materi maupun orang-orang terkasih, baik itu keluarga, hingga kerabat.
"Terdapat reaksi-reaksi wajar dialami oleh orang yang terkena bencana, seperti terguncang (kaget), panik, takut, sedih, bingung, cemas, resah, tidak berdaya, tidak nafsu makan, sulit tidur, atau bahkan sampai kepada reaksi fisik yaitu: pusing, mual, deg-degan, mati rasa, dan lainnya," ujarnya saat dihubungi Suara.com, Rabu (26/12/2018).
Menurut Fatheya, manusia memang tidak melulu dapat tegar menghadapi berbagai peristiwa dalam hidup, apalagi bencana alam. Fatheya mengimbau agar para korban sebisa mungkin berkumpul dengan orang-orang yang bisa membuat nyaman.
"Sangat wajar jika seseorang dalam rentang waktu beberapa hari sampai sebulan, masih merasakan reaksi tidak menyenangkan dari bencana alam. waktu untuk proses pemulihan psikologis setiap orang terhadap bencana berbeda-beda. agar bisa mempercepat proses pemulihan (tetap tegar), usahakan untuk berkumpul bersama dengan orang-orang yang membuat kita nyaman dan aman. kebutuhan dasar seperti sandang, pangan, papan, dan kondisi yang aman harus terpenuhi," bebernya.
Menurut Fatheya, dukungan sosial adalah hal utama dari pemulihan psikologis pasca bencana.
Baca Juga: Terbukti Bersalah, Bambang Suryo Dijatuhi Sanksi Berat oleh Komdis PSSI
"Berkumpul dengan teman, saudara, kerabat, memberikan kita rasa aman. jika butuh bercerita mengenai apa yang dialami, carilah orang yang dieprcaya dan nyaman untuk bercerita," tukasnya.