Kata orang, tidur di lantai bisa bikin pilek dan masuk angin. Ini kurang tepat. Anda sebetulnya tidak bisa serta-merta kena pilek atau masuk angin setelah rebahan di lantai.
Masuk angin hanyalah sebutan bikinan orang Indonesia untuk mewakili berbagai gejala kombinasi dari maag (dispepsia) dan flu yang disebabkan oleh banyak hal berbeda, bukan disebabkan oleh “kemasukan” angin malam. Sementara pilek umumnya disebabkan oleh virus atau infeksi bawaan lainnya.
Namun begitu, saat Anda merasa kedinginan, Anda memang rentan jatuh sakit lebih cepat. Maka untuk mencegah “masuk angin”, sebaiknya gunakan alas seperti matras yoga atau selimut tebal saat tidur di atas lantai pada malam hari.
4. Debu, kuman, dan serangga
Baca Juga: Polisi Telusuri Jenis Narkoba yang Digunakan Dua Laki-laki Tak Berpakaian
Meski tampak bersih, permukaan lantai tetap menjadi hunian ideal bagi kuman, debu, dan binatang kecil lainnya yang tidak bisa Anda lihat dengan mata telanjang. Apabila Anda alergi debu atau rentan kena gigitan serangga, tidur di lantai bisa memperparah masalah Anda.
Maka itu, baiknya alasi lantai dengan matras tipis untuk menghindari risiko yang tidak diinginkan. Pastikan juga untuk menyapu dan mengepel lantai ruangan agar tidak ada remah makanan yang bisa mengundang datangnya semut atau serangga.
Karena semut dan serangga tentu cukup mengganggu tidur dan membuat tubuh Anda gatal saat digigit atau sebagian orang malah gampang elergi karena banyak debu tersebut di lantai.
Jadi perhatikan kondisi tubuh dan lantai yang menjadi tempat Anda akan tidur.
Baca Juga: Persija Jakarta Buru Lima Pemain di Posisi Berbeda