Jadi Destinasi Wisata, Banyuwangi Waspadai Peningkatan Kasus HIV

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Minggu, 23 Desember 2018 | 13:00 WIB
Jadi Destinasi Wisata, Banyuwangi Waspadai Peningkatan Kasus HIV
Banyak wisatawan, Banyuwangi waspadai kasus HIV. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu destinasi wisata populer di Jawa Timur. Namun, tingginya jumlah wisatawan yang datang membuat Dinas Kesehatan Banyuwangi waspada terhadap peningkatan kasus HIV.

Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, dr. Widji Lestariono, M.Kes, mengatakan jumlah wisatawan yang datang ke Banyuwangi mencapai 4,9 juta tahun lalu, jauh lebih besar daripada penduduk Banyuwangi yang hanya sekitar 1,6 juta jiwa.

"Konsekuensi yang terjadi atas meningkatnya orang yang datang, kasus HIV-AIDS di Banyuwangi meningkat. Saat ini Banyuwangi ada di tiga besar prevalensi HIV di Jawa Timur, setelah Surabaya dan Malang," ujar Rio, panggilan akrabnya, di Puskesmas Klatak, Banyuwangi, Sabtu (22/12/2018).

Pemkab Banyuwangi melalui Dinkes sudah melakukan koordinasi dengan Komisi Penanggulangan AIDS setempat. Berdasarkan data Dinkes per Juli 2018, ada 3.603 pengidap HIV-AIDS yang ada di Banyuwangi.

Baca Juga: Terungkap, Banyak Perempuan Hamil di Musim Dingin

Dari jumlah tersebut, kasus AIDS mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, dengan sekitar 1.700 jiwa.

Saat ini Banyuwangi memiliki 51 situs VCT (voluntary counselling and testing) untuk tes HIV, menjadikannya kabupaten dengan situs VCT terbanyak di Jawa Timur. VCT bisa dilakukan di seluruh puskesmas Banyuwangi, rumah sakit, labkesda, hingga kantor kesehatan pelabuhan.

Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, dr. Widji Lestariono, M.Kes, bicara soal HIV di Banyuwangi. (Suara.com/M. Reza Sulaiman)
Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, dr. Widji Lestariono, M.Kes, bicara soal HIV di Banyuwangi. (Suara.com/M. Reza Sulaiman)

"Jadi kasus yang ditemukan lebih banyak, sehingga prevalensi tinggi ini bisa dimaknai sebagai buah kerja keras petugas kesehatan untuk mendeteksi HIV," urainya.

Banyaknya jumlah VCT yang dimiliki Banyuwangi dikatakan Rio tentu saja berimbas pada naiknya jumlah kasus HIV yang ditemukan. Hal ini dikatakan Rio merupakan salah satu bukti bahwa penanggulangan HIV dan AIDS di Banyuwangi sudah berjalan.

"Kalau angka HIV naik, tapi jumlah kasus AIDS turun, dan angka kematian pada ODHA turun, menandakan layanan komprehensif berkesinambungan untuk HIV di Banyuwangi berjalan dengan baik. Begitu dideteksi HIV, langsung diobati dan dicegah supaya tidak jadi AIDS," tutupnya.

Baca Juga: Update Tsunami Selat Sunda: Korban Tewas Jadi 20 Orang

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI