Tahun 2019, Penyakit Ini Akan Masih Membayangi Indonesia

Sabtu, 22 Desember 2018 | 10:00 WIB
Tahun 2019, Penyakit Ini Akan Masih Membayangi Indonesia
Pemyakit jantung banyak diidap masyarakat Indonesia sepanjang 2018. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penyakit tidak menular seperti stroke, serangan jantung, kanker, hingga diabetes menempati daftar penyakit yang paling banyak diidap masyarakat Indonesia sepanjang 2018. Lalu kira-kira apakah penyakit ini masih membayangi Indonesia di 2019 mendatang?

Disampaikan peneliti dr. Rina Agustina, MSc,PhD dari Departemen llmu Gizi, FKUl-RSCM, permasalahan penyakit di Indonesia dan negara berkembang saat ini adalah beban ganda penyakit, di mana di satu sisi kasus malnutrisi masih tinggi namun di sisi yang lain kasus obesitas juga terus merangkak. Kedua permasalahan ini, kata dr. Rina, menjadi gerbang dari beragam penyakit tidak menular.

"Beberapa paper ada yang mengungkap bahwa malnutrisi stagnan sifatnya, jadi sangat tinggi, tapi ada penurunan. Sedangkan obesitas dan penyakit tidak menular itu accelerated atau kejar-kejaran," ujar dr. Rina dalam presentasi temuannya di Jakarta, Kamis (20/12/2018).

Bila intervensi tidak segera dilakukan, Rina menyebut bahwa penyakit tidak menular akan terus meningkat. Bahkan ia khawatir pada 2022 mendatang, kasus penyakit tidak menular akan melampaui kasus malnutrisi yang menjadi masalah kesehatan di Indonesia dari berpuluh-puluh tahun yang lalu.

Baca Juga: Sering Bertengkar dengan Partner, Lucinta Luna Pilih Bersolo Karier

"Kalau kita lihat faktornya banyak sekali, individual problem dan lingkungan. Kalau kita lihat 10 penyakit di Indonesia bergeser, sekarang termasuk mental depression. Erat kaitannya terutama dengan urbanisasi," tambah dia.

Dalam kesempatan yang sama, Prof. dr. Endang L Achadi, MPH, DrPH dari Fakultas Kesehatan Masyarakat FKUI mengatakan bahwa intervensi untuk mencegah penyakit tidak menular di masa mendatang harus dimulai sejak 1.000 hari pertama kehidupan. Menurut dia, anak yang terlahir dengan kondisi stunting lebih berisiko mengidap penyakit tidak menular ketika dewasa.

"Jadi kalau sekarang banyak kasus penyakit tidak menular (PTM), coba dilihat angka stunting 30 tahun yang lalu. Karena rombomgan yang berisiko sangat tinggi mengidap PTM itu mereka yang stunting. Kalau kita intervensi stuntingnya, maka akan berpengaruh dengan penurunan PTM 30 tahun mendatang," tandas dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI