Deretan Kasus Kesehatan yang Terjadi Sepanjang Tahun 2018

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Jum'at, 21 Desember 2018 | 11:15 WIB
Deretan Kasus Kesehatan yang Terjadi Sepanjang Tahun 2018
Kaleidoskop kesehatan 2018, ini deretan kasus kesehatan yang sempat heboh. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tahun 2018 hampir usai. Menjelang akhir tahun, Suara.com menghadirkan beberapa berita kilas balik kaleidoskop 2018 yang terjadi di sektor kesehatan.

1. KLB Gizi Buruk dan Campak di Asmat

Kejadian Luar Biasa (KLB) Campak dan masalah gizi buruk dilaporkan terjadi di Kabupaten Asmat, Papua. Sekitar 67 anak meninggal akibat gizi buruk dan campak yang mewabah sejak akhir Desember 2017.

Menteri Kesehatan Nila DF Moeloek (kiri) berbincang dengan orangtua anak di Aula Gereja Protestan, Agats, Kabupaten Asmat, Papua, Kamis (25/1).
Menteri Kesehatan Nila Moeloek (kiri) berbincang dengan orangtua anak di Aula Gereja Protestan, Agats, Kabupaten Asmat, Papua, Kamis (25/1) (Dok. Suara.com)

Pemerintah bergerak cepat, dengan Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan TNI mengirimkan bantuan kesehatan, termasuk di antaranya tim dokter spesialis untuk memberikan pelayanan kesehatan.

Baca Juga: Ringgo Agus Rahman Ingin Banyak Anak Seperti Keluarga Cemara

Pada April 2018, status KLB gizi buruk dan campak di Kabupaten Asmat dicabut, setelah terjadinya penurunan angka penderita secara signifikan.

2. Kandungan Mikroplastik Air Minum Kemasan

Sebuah penelitian yang dilakukan State University of New York, Amerika Serikat, menemukan adanya kandungan mikroplastik pada air-air kemasan bermerek terkemuka, termasuk Aqua, Nestle dan Club yang sangat populer di Indonesia.

Ilustrasi air mineral kemasan atau air minum kemasan. (Shutterstock)
Ilustrasi air mineral kemasan atau air minum kemasan. (Shutterstock)

Dalam studi itu para peneliti memperingatkan bahwa mikroplastik memiliki hubungan dengan tingginya risiko sejumlah tipe penyakit kanker, turunnya kualitas sperma, dan meningkatnya risiko memiliki anak autis.

Corporate Communication Director Danone Indonesia Arif Mujahidin mengatakan bahwa sebenarnya isu mikroplastik pada air minum dalam kemasan (AMDK) sudah terdengar sejak tiga tahun lalu. Namun pihaknya mengatakan bahwa hasil penelitian tersebut tidak sahih karena metode penelitian yang digunakan belum baku.

Baca Juga: Tisna 'Tukang Ojek Pengkolan' Ogah Keok Sama Mas Pur, Lihat Dong Motornya

BPOM RI dalam keterangannya mengatakan Belum ada studi ilmiah yang membuktikan bahaya mikroplastik bagi tubuh manusia. Oleh karena itu, belum ditetapkan batas aman untuk mikroplastik. BPOM pun akan terus memantau isu mikroplastik dan berkoordinasi dengan lintas keahlian, akademisi, kementerian dan lembaga terkait serta asosiasi baik ditingkat nasional maupun internasional.

3. BPJS Kesehatan Hentikan Penjaminan Obat Kanker Payudara Trastuzumab

BPJS Kesehatan menghentikan penjaminan obat kanker payudara HER2 positif dengan nama Trastuzumab. Keputusan ini mendapat reaksi keras dari masyarakat dan komunitas pasien dan penyintas kanker payudara.

Juniarti (46), ibu yang menderita kanker payudara mendatangi Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, di Jalan Ampera, Jumat (27/7/2018) sore. [Suara.com/Welly Hidayat]
Juniarti (46), ibu yang menderita kanker payudara mendatangi Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, di Jalan Ampera, Jumat (27/7/2018) sore. [Suara.com/Welly Hidayat]

Ppengidap kanker payudara HER2 positif bernama Juniarti Tanjung, menuntut BPJS Kesehatan dan Presiden Joko Widodo sebagai penanggung jawab ke pengadilan.

Muncul isu bahwa penghentian jaminan ini dikarenakan mahalnya harga obat, dengan neraca BPJS Kesehatan yang terus defisit. Namun BPJS Kesehatan membantah hal tersebut, dan berkilah penghentian jaminan sudah mendapat persetujuan dari pakar karena alasan keampuhan.

Di sisi lain, Kemenkes menyebut hingga saat ini Trastuzumab masih menjadi tanggungan BPJS Kesehatan berdasarkan Kepmenkes 856/2017 tentang Formularium Obat Nasional dan Permenkes 22/2018.

4. Heboh Cacing dalam Ikan Makarel Kalengan

BPOM RI menemukan adanya parasit cacing dalam produk ikan makarel kalengan. Temuan ini membuat heboh, dan menghasilkan pro-kontra.

Ikan makarel kaleng positif mengandung cacing. (suara.com/Risna Halidi)
Ikan makarel kaleng positif mengandung cacing. (suara.com/Risna Halidi)

Menkes Nila Moeloek menyebut menjaga sterilitas makanan kalengan sangat penting. Namun menurutnya, cacing dalam ikan makarel kalengan akan mati jika dimasak sehingga tidak berbahaya.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Pencernaan, Ari Fahrial Syam mengatakan cacing yang ditemukan pada ikan makarel kalengan adalah cacing dengan nama Anisakis sp. Jika masuk dalam tubuh, manusia bisa terinfeksi penyakit Anisakiasis.

Namun pakar standarisasi mutu produk perikanan, Sunarya, mengatakan cacing dalam produk ikan makarel kalengan tidak berbahaya karena sudah mati karena produk sudah melalui pembekuan minus 20 derajat dan pemanasan lebih dari 65 derajat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI