Kasus Diabetes, Indonesia Peringkat 6 Terbanyak di Dunia

Kamis, 20 Desember 2018 | 20:02 WIB
Kasus Diabetes, Indonesia Peringkat 6 Terbanyak di Dunia
Kasus diabetes Indonesia terbanyak ke-6 di dunia. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Diabetes masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia. Bahkan menurut studi, Indonesia merupakan negara 10 besar dalam kasus diabetes terbanyak di dunia.

Menurut Global Health Data Exchange, status kesehatan Indonesia tengah memasuki tahap transisi dari era penyakit menular menuju penyakit tidak menular.

Untuk kasus diabetes, saat ini Indonesia menempati peringkat keenam sebagai negara dengan penderita diabetes terbanyak di dunia, naik satu peringkat dari peringkat tujuh pada 2015 lalu.

Penyakit jantung, diabetes dan penyakit ginjal kronis adalah beberapa penyakit tidak menular yang paling banyak menyebabkan mortalitas, morbiditas dan beban pembiayaan di Indonesia.

Baca Juga: Berendam Air Panas Bisa Sembuhkan Diabetes?

Padahal diabetes memiliki keterikatan erat dengan penyakit jantung, di mana komplikasi utama dari diabetes adalah adanya komplikasi pada sistem kardiovaskular.

"Itu pentingnya diagnosis awal supaya bisa diketahui dari stadium awal. Kalau sudah terjangkit (diabetes tipe dua), cari bagaimana caranya tidak terjadi komplikasi," kata Direktur Promosi Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Riskiyana Sukandhi Putra, M. Kes dalam acara AstraZeneca, Kamis (20/12/2018).

Dalam satu penelitian berjudul Excess Mortality among Persons with Type 2 Diabetes, kematian akibat penyakit kardiovaskular memang merupakan penyebab kematian utama pada pasien dengan diabetes.

Dikatakan, risiko penyakit jantung koroner naik 2 kali lipat dan stroke naik 1,56 sampai 2,27 lipat pada penderita diabetes. Kasus komplikasi makrovaskular seperti penyakit arteri koroner, stroke, gagal jantung dan infark miokard juga naik sebesar 17,2 persen dan komplikasi mikrovaskular naik sampai 77,4 persen.

"Langkah yang kita lakukan tidak hanya mengajarkan tidak mengonsumsi gula, garam, lemak, tapi lebih ke hulu, bagaimana konsep dikembangkan dimana seseorang memiliki peta, scan, kalau seseorang sudah ketahuan berisiko diabetes dan komplikasi," tutup Riskiyana.

Baca Juga: Pengidap Diabetes, Ini Anjuran Cek Gula Darah Sendiri di Rumah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI