Suka Ngemil? Bisa Bikin Anda Sering Sakit

Vania Rossa Suara.Com
Selasa, 18 Desember 2018 | 17:52 WIB
Suka Ngemil? Bisa Bikin Anda Sering Sakit
Ilustrasi ngemil. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Orang modern makan lebih sering daripada orang zaman dulu, dan seringkali dilakukan di luar waktu makan, atau yang disebut ngemil. Bahkan dikatakan bahwa banyak di antara kita yang terus ngemil dan menghabiskan waktu hingga 16 jam sehari untuk mengunyah.

Tubuh manusia memiliki dua kondisi metabolisme yang berbeda, yaitu saat berpuasa (tanpa makanan) dan setelah makan. Kondisi setelah makan adalah saat metabolisme tubuh Anda paling aktif, sekaligus saat sistem kekebalan tubuh dipicu untuk menghasilkan respon peradangan.

Peradangan adalah respon normal tubuh terhadap infeksi dan cedera. Ini artinya, aktivitas makan sekalipun akan memberikan tekanan fisiologis pada sistem kekebalan tubuh. Dan untuk orang yang punya kebiasaan ngemil sepanjang waktu, tubuh mereka bisa-bisa mengalami kondisi peradangan yang konstan.

Peradangan yang seharusnya dimaksudkan untuk menjadi pelindung jangka pendek, dapat menjadi lebih buruk ketika dipicu oleh kebiasaan ngemil tanpa henti ini. Peradangan bisa terus berlanjut dan menimbulkan kerusakan berulang pada tubuh. Peradangan kronis ini juga memicu berbagai penyakit yang berhubungan dengan gaya hidup non-infeksi, termasuk penyakit jantung dan diabetes tipe 2.

Baca Juga: 5 Alasan Kenapa Mourinho Memang Pantas Dipecat

Mengurangi frekuensi makan, baik melalui puasa atau membatasi waktu makan, memberi efek menguntungkan pada kesehatan manusia. Ini termasuk membantu menurunkan berat badan dan menurunkan risiko penyakit metabolik, seperti diabetes.

Pada akhirnya, kebiasaan ngemil tidak hanya meningkatkan kemungkinan munculnya peradangan, tetapi memasukkan kalori yang berlebihan juga menyebabkan penambahan berat badan. Makan terlambat juga dikaitkan dengan peningkatan kolesterol dan glukosa yang dapat membuat Anda resisten terhadap insulin. Ini membuat Anda merasa lebih lapar keesokan harinya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI